TEMPO.CO, Teheran - Pemerintah Iran menaikkan harga bahan bakar minyak sebanyak 50 persen untuk menutupi defisit anggaran negara.
Saat ini, Iran sedang kesulitan menjual minyak karena terkena sanksi ekonomi berupa embargo penjualan minyak oleh pemerintah Amerika Serikat terkait program nuklir.
Warga Iran turun ke jalan menanggapi keputusan pemerintah menaikkan harga jual BBM ini sejak Jumat pekan lalu dengan berdemonstrasi dan melakukan vandalisme.
Sekitar seratus mobil rusak dibakar massa yang marah. Berikut ini empat poin mengenai demonstrasi di Iran ini:
- Subsidi
Pemerintah Iran mengatakan kenaikan harga jual BBM ini untuk mengumpulkan dana senilai sekitar US$2.55 miliar atau sekitar Rp36 triliun per tahun.
Dana ini akan digunakan untuk mensubsidi sekitar 18 juta keluarga tergolong miskin atau sekitar 60 juta warga Iran.
- Amerika
Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, memprotes pernyataan dukungan pemerintah AS kepada demonstran. Zarif juga mengritik kebijakan AS mengembargo penjualan minyak Iran dan mempersulit ekspor negara itu.
“Rezim yang mengenakan sanksi makanan dan obat-obatan kepada rakyat kecil, termasuk orang tua dan orang yang sakit, dengan melakukan terorisme ekonomi tidak bisa lolos begitu saja dengan membuat klaim jorok bahwa rezim itu mendukung rakyat Iran,” kata Zarif seperti dilansir Reuters.
- Dana tunai
Pemerintah Iran berencana membagikan dana tunai kepada warga yang tergolong miskin dan berjumlah sekitar 60 juta orang. Kebijakan ini dinilai justru menguntungkan para elit yang bakal mengikuti pemilihan parlemen pada Februari 2020.
“Sekitar 60 juta orang yang akan menerima dana tunai ini sebagai hasil dari menaikkan harga jual bahan bakar minyak tentu akan menentukan pilihannya karena ekonomi merupakan isu penting bagi kebanyakan warga Iran,” kata seorang pejabat.
- Ayatullah Ali Khamenei
Pemimpin spiritual Iran ini menyalahkan terjadinya kerusuhan pasca kenaikan harga BBM itu kepada musuh dari luar. Dia juga menyebut demonstran yang merusak fasilitas umum sebagai preman.
Bagi kebanyakan warga Iran, keputusan kenaikan harga BBM ini dinilai merugikan. Ini karena mereka melihat harga BBM murah sebagai hak dan kenaikan harga akan menaikkan biaya hidup.