TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin umat Katolik Roma sedunia, Paus Fransiskus melakukan lawatan ke tiga kalinya ke Asia yang dimulai besok, 19 November 2019 dengan berkunjung ke Thailand dan Jepang.
Paus yang berusia 82 tahun berangkat dari bandara Flumicino besok malam dan tiba di bandara angkatan udara Thailand pada 20 November sekitar jam 12.30 waktu setempat.
Paus dijadwalkan akan bertemu Raja Maha Vajiralongkorn di istana. Selanjutnya, Paus akan bertemu aPerdana Menteri Prayuth Chan-o-cha dan sejumlah pejabat serta tokoh masyarakat di Thailand.
Paus kelahiran Argentina ini akan berkunjung ke kuil Budha Somdej Phra Maha Muneewong.
Paus memuji Thailand sebagai negara multietnis yang telah bekerja untuk mempromosikan keharmonisan dan perdamaian, tidak hanya di negara itu tapi juga di Asia Tenggara.
Dalam video yang ditayangkan sebelum berangkat, Paus menyatakan harapannya untuk memperkuat ikatan persahabatan dengan kaum Budha.
Di Jepang, Paus dijadwalkan berkunjung ke Hiroshima dan Nagasaki, dua kota yang dihancurkan oleh bom nuklir Amerika Serikat saat Perang Dunia II pada tahun 1945. Lebih dari 200 ribu orang tewas terbunuh oleh bom atom AS itu.
Paus akan membuat pernyataan di sana untuk meminta dilakukan langkah konkrit untuk sepenuhnya menghapus senjata nuklir, menurut Kardinal Pietro Parolin di PBB, September lalu.
"Menggunakan energi atom untuk mengguncang perang merupakan perbuatan tak bermoral," kata Paus, pemimpin 1,3 miliar umat Katolik di dunia dalam wawancara dengan televisi Jepang September lalu.
Paus Fransiskus juga dijadwalkan bertemu dengan para korban gempa tahun 2011 yang menghancurkan wilayah timur laut Jepang. Tsunami yang terjadi telah menewaskan 18.500 orang dan merusak pembangkit nuklir Fukushima.
Sejak terpilih enam tahun lalu, Paus Fransiskus sudah melakukan dua kali lawatan ke Asia. Lawatan pertama pada tahun 2014 dengan berkunjung ke Filipina dan Sri Lanka. Tiga tahun kemudian, Paus Fransiskus berkunjung ke Myanmar dan Bangladesh.