TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus pada pekan ini mulai menjalankan misi pelarangan senjata nuklir dengan berkunjung ke Jepang. Misi ini akan berlangsung dalam sebuah perjalanan selama tujuh hari atau perjalanan paling lama dan jauh yang pernah di jalani Paus Fransiskus.
Dikutip dari reuters.com, Paus Fransiskus akan mengunjungi Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang sebagai bagian dari misi larangan penggunaan senjata nuklir. Setelah Thailand, Paus Fransiskus akan bertolak ke Jepang atau pada 24 November 2019.
Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro (batik biru), dan wartawan Investor Daily dari BeritaSatu Group, Gora Kunjana (memegang kertas/busana lurik), dalam Audiensi Umum dengan Paus Fransiskus pada Rabu 16 Oktober 2019.[Dok. Istimewa/PEN@ Katolik]
Dalam rangkaian tur ini, Paus Fransiskus sekaligus memberikan sebuah kesempatan untuk mendukung dan memberikan penghormatan kepada komunitas umat Katholik di Jepang yang kurang dari 1 persen dari populasi Jepang serta di Thailand.
Paus Fransiskus sejak menjadi pemimpin 2 miliar umat Katholik dunia pada 2013 sudah melakukan 32 kali perjalanan ke luar negeri. Rencananya, dia akan bertolak ke Thailand pada Selasa, 19 November 2019.
Sekitar 400 ribu orang tewas secara langsung atau akibat penyakit yang ditimbulkan oleh radiasi atau luka dari bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat ke Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Amerika Serikat tiga hari kemudian menjatuhkan bom atom mematikan ke Nagasaki yang kemudian menandai berakhirnya perang dunia II.
Paus Fransiskus ingin agar senjata nuklir benar-benar dilarang setelah sebelumnya pada 2017 dia menghimbau negara-negara di dunia agar tidak menyimpan stok senjata nuklir sekali pun hanya untuk berjaga-jaga.