TEMPO.CO, Milan – Kota Venesia di Italia terancam banjir besar kedua dalam sepekan ini setelah dilanda banjir setinggi sekitar 1.8 meter pada Selasa kemarin.
Banjir kedua ini diperkirakan bakal terjadi pada Ahad siang, 17 November 2019.
Jumlah kerugian material akibat banjir pada Selasa lalu diperkirakan mencapai sekitar US$1.1 miliar atau sekitar Rp15.5 triliun.
Banjir itu sempat membuat Lapangan Santo Markus tergenang air setinggi sekitar satu meter.
“Banjir kedua ini kemungkinan bisa mencapai ketinggian 160 centimeter,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 17 November 2019 dengan mengutip lembaga pemantau cuaca dan ombak.
“Besok akan menjadi hari yang berat bagi kami tapi kami siap,” kata Luigi Brugnaro, wali kota Venesia, pada jumpa pers Sabtu kemarin.
Gelombang ombak pasang pada Selasa awal pekan ini mencapai ketinggian puncak sekitar 187 meter pada pukul 10.50 malam.
Ketinggian ini masih sedikit di bawah gelombang tertinggi pada 1966 yaitu 194 centimeter.
Selama ini, gelombang dengan ketinggian 80 – 90 centimeter bisa diatasi dengan baik.
Brugnaro mengatakan dia telah menunjuk seorang komisioner khusus untuk menangani kondisi darurat di Venesia.
Dia juga mengaku telah dikontak pejabat Uni Eropa, yang menawarkan bantuan. Bank Investasi European juga menawarkan pinjaman lunak untuk membiayai perbaikan.
Pemerintah telah menyatakan Kota Venesia dalam keadaan darurat pada Kamis kemarin dan mengalokasikan sekitar US$20 juta atau sekitar Rp280 miliar untuk memperbaiki beberapa kerusakan.
Pejabat Emanuela Carpani, yang membidangi urusan seni dan gedung bersejarah, mengatakan setengah dari 120 gereja di sana telah terendam banjir, yang merusak lantai mosaik.
“Air adalah kanker yang kerusakannya muncul setelah beberapa bulan,” kata Carpani sambil menyebut biaya perbaikan gereja di Venesia saja bisa mencapai sekitar 3.6 juta euro atau sekitar Rp56 miliar.