TEMPO.CO, Baghdad – Demonstran di Irak menguasai jembatan utama di ibu kota Baghdad pada Sabtu, 16 November 2019.
Jembatan utama ini sempat dikuasai petugas keamanan sepekan sebelumnya.
Demonstran juga menduduki sebuah gedung bertingkat yang terletak di seberang jembatan.
“Ini terjadi di tengah demonstrasi di Irak, yang tampaknya sempat mengalami pelemahan,” begitu dilansir Reuters, 16 November 2019.
Sebuah bom meledak di dekat sebuah lapangan pada malam sebelumnya, yang menewaskan sekitar tiga orang. Polisi dan petugas medis belum mengetahui siapa pihak yang bertanggung jawab atas ledakan itu.
Sebanyak 300 orang tewas selama unjuk rasa memprotes kenaikan harga-harga kebutuhan pokok di Baghdad dan kota lainnya di Irak.
Masyarakat turun ke jalan pada Oktober 2019 karena memprotes kurangnya lapangan pekerjaan dan layanan publik yang buruk.
Mereka juga mendesak pemerintah diganti karena dinilai mengkorupsi kekayaan hasil penjualan minyak Irak.
Ini merupakan demonstrasi terbesar di Irak sejak jatuhnya diktator militer Saddam Hussein akibat invasi Amerika Serikat pada 2003.
Perdana Menteri Irak, Adel Abdul Mahdi, telah memperingatkan agar tidak ada tindakan kekerasan lagi saat demonstrasi.
Para tokoh agama berpengaruh juga mendesak otoritas untuk mengendalikan petugas keamanan, yang dianggap menjadi biang kerok eskalasi demonstrasi di Irak.
Unjuk rasa di Irak ini juga diwarnai peristiwa unik. Seperti dilansir Independent dan dikutip Nypost, seorang lelaki Irak membawa seekor singa hidup, yang dibungkus bendera nasional, saat berdemonstrasi.
Demonstran ini mengendalikan singa itu dengan rantai seperti layaknya seekor anjing.
Singa itu sempat terlihat hendak menerkam sekelompok orang sebelum akhirnya duduk di tepi jalan bersama tuannya di kota Baghdad, Irak.