TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi pecah di seluruh Iran untuk hari kedua pada Sabtu, dengan massa yang marah menyerukan penggulingan rezim setelah kenaikan harga BBM
Setidaknya enam orang tewas setelah pasukan keamanan bentrok dengan pengunjuk rasa, menurut media berita berbahasa Persia, seperti dikutip dari New York Times, 17 November 2019.
"Kami tidak menginginkan Republik Islam, kami tidak menginginkannya, kami tidak menginginkannya," teriak para pendemo di lingkungan kelas menengah Teheran.
Kejaksaan Iran menyebut protes dihasut asing dan memperingatkan bahwa pasukan keamanan akan menindak keras.
Protes meletus di puluhan kota setelah pemerintah memutuskan pada Jumat tengah malam untuk memotong subsidi BBM bagi rakyat miskin Iran. Itu menambah ketegangan dari sanksi ekonomi Amerika dan salah urus ekonomi pemerintah Iran.
Protes kemudian meluas ke masalah lain seperti represi sosial dan korupsi.
Iran meredam layanan internet dan telepon seluler dan menghentikan penerimaan data telepon, tampaknya berusaha menghalangi orang untuk berbagi informasi dan mengorganisir protes, menurut NetBlocks, yang memantau keamanan dunia maya, dan dari keterangan saksi.
Dikutip dari Reuters, polisi anti-huru hara dan pasukan keamanan bentrok dengan demonstran di Teheran dan puluhan kota di Iran pada hari Sabtu, menurut kantor berita Iran dan media sosial, ketika protes terhadap kenaikan harga bensin berubah menjadi politik.
Laporan itu mengatakan demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah di seluruh negeri, sehari setelah pemerintah menaikkan harga BBM biasa dari 10.000 rial Iran menjadi 15.000 rial (dari Rp 3.000 menjadi Rp 5.000) dan menjatahnya.
Televisi pemerintah mengatakan polisi bentrok dengan pendemo di beberapa kota dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka.
Menteri Dalam Negeri Iran Abdolreza Rahmani Fazli mengatakan kepada TV pemerintah bahwa pasukan keamanan sejauh ini masih menahan diri, tetapi akan bertindak untuk memulihkan ketenangan jika para demonstran merusak properti umum.
Video yang diunggah di media sosial dari dalam Iran menunjukkan pengunjuk rasa membakar bangunan dan bentrok dengan polisi anti huru hara. Dalam video-video lain, para pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan dan membakar jalanan di Teheran dan beberapa kota lainnya. Beberapa meneriakkan slogan-slogan menentang pejabat tinggi.
Protes menyebar ke sedikitnya 40 kota besar dan kota kecil pada hari Sabtu, kata media Iran. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mendukung para demonstran, menulis di Twitter, "Seperti yang saya katakan kepada orang-orang Iran hampir satu setengah tahun yang lalu: Amerika Serikat bersama Kalian".
TV yang dikelola pemerintah menuduh media musuh berusaha membesar-besarkan demonstrasi dengan menggunakan berita dan video palsu di media sosial.
Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri mengatakan kepada TV pemerintah bahwa para demonstran yang memblokir jalan-jalan dan bentrok dengan pasukan keamanan jelas berakar di luar negeri.