TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina dan Hong Kong pada Jumat, 15 November 2019, mengutuk serangan yang dilakukan sekelompok orang terhadap Menteri Kehakiman Hong Kong Theresa Cheng saat dia sedang berada di Ibu Kota London. Serangan yang dialami Cheng adalah penyerangan pertama secara langsung di tengah gelombang protes demonstran dan pemerintah yang sering berujung dengan kekerasan.
Dikutip dari reuters.com, Cheng yang tengah berada di London, Inggris, untuk mempromosikan resolusi bagi sengketa yang sedang terjadi di Hong Kong, menjadi sasaran penyerangan oleh sekelompok demonstran yang meneriakinya ‘pembunuh’ dan ‘memalukan’.
Akibat penyerangan ini, Cheng mengalami luka serius di tubuhnya. Namun Hong Kong tidak menjelaskan lebih lanjut. Kedutaan Cina di Hong Kong mengatakan Cheng di dorong hingga terjatuh ke tanah, namun dia bisa bangkit berdiri dengan luka dibagian salah satu tangannya.
“Cheng disandera dan diserang oleh puluhan demonstran anti-Cina dan akvitis pro-kemerdekaan. Insiden ini memperlihatkan kekerasan dan tindakan tanpa kenal batas hukum yang dilakukan para pelaku yang dibawa ke luar negeri,” tulis kedutaan besar Cina di Inggris.
Cina telah mengajukan komplain resmi ke Inggris terkait insiden ini dan mendesak otoritas berwenang di Inggris membawa para pelaku ke meja hukum. Pemimpin Hong Kong sangat mengutuk penyerangan terhadap menterinya itu.
“mengecam semua bentuk kekerasan dan radikalisme yang merampas hak-hak orang lain dengan dalih mengejar cita-cita politik mereka, yang tidak akan pernah menjadi kepentingan Hong Kong dan masyarakat beradab mana pun,” tulis pemerintah Hong Kong.