TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump menyebut dirinya penggemar berat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan selama konferensi pers Rabu.
Pernyataan Trump mewarnai hubungan terendah AS-Turki di tengah ketidaksepakatan mengenai Suriah dan pembelian sistem rudal Rusia oleh Ankara.
Dilaporkan CNN, 14 November 2019, Trump, selama pertemuan Oval Office, berulang kali mengatakan kepada Erdogan, adalah "suatu kehormatan" untuk menjamu dia dan menggembar-gemborkan persahabatan mereka, meskipun ada oposisi bipartisan luas terhadap kunjungan di Kongres dan kekhawatiran tentang serbuan Turki ke Suriah.
Trump berharap ingin memperbaiki nuansa dengan beberapa orang kongres yang dan keras terhadap Erdogan, dengan mengundang anggota parlemen seperti Senator Republik Lindsey Graham ke Gedung Putih untuk pertemuan yang tidak biasa di sore hari untuk membahas beberapa masalah paling sulit.
Tetapi Trump menyimpulkan bahwa pertemuan itu tidak kurang efektif dalam memuji otokratnya, dan terus mengulangi beberapa poin pembicaraan Erdogan.
"Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa bagi rakyat Turki," kata Trump, kemudian menambahkan bahwa Erdogan memiliki hubungan yang hebat dengan Kurdi, sebuah kelompok yang dianggap teroris oleh Turki.
Kunjungan Erdogan ke Gedung Putih, satu bulan setelah penarikan pasukan AS dari Suriah oleh Trump yang memicu serangan Turki, sudah diatur untuk membuat gelombang sebelum Demokrat mengumumkan mereka akan memulai sidang audiensi publik pemakzulan Trump pada hari yang sama.