TEMPO.CO, Jakarta - Seorang remaja Inggris kritis setelah mengalami gangguan pernapasan diduga akibat mengisap rokok elektrik atau vape selama lima bulan.
Ewan Fisher, 18 tahun, dirawat di A&E di Rumah Sakit Universitas Nottingham NHS Trust sekitar 2,5 tahun yang lalu setelah merasa sakit.
Dia dirawat karena pneumonitis hipersensitif (HP), sejenis reaksi alergi pernafasan yang mengakibatkan peradangan pada jaringan paru-paru.
Dikutip dari Mirror.co.uk, 12 November 2019, Ewan Fisher menjadi sangat sakit sehingga ia memakai alat kesehatan, seperti oksigenasi membran korporeal ekstra (Ecmo), yang merupakan paru-paru buatan luar yang memasukkan oksigen ke dalam darah dan memompanya ke seluruh tubuh.
Fisher dari Arnold di Nottingham, mengatakan dia hampir mati ketika dokter bekerja sepanjang waktu untuk menyelamatkan hidupnya.
"Saya mengisap vape selama sekitar empat atau lima bulan sebelum saya sakit. Saya vaping dengan takaran normal, mungkin 10 hingga 15 kali sehari," katanya.
"Sebelumnya, saya menjadi perokok dengan 13 hingga 14 batang rokok sehari, kemudian saya beralih ke vape tetapi pada akhirnya saya ingin melepaskan keduanya."
"Saya beralih ke vaping karena saya pikir itu akan lebih sehat dan saya benar-benar menyukai olahraga tinju pada saat itu sehingga ingin merasa bugar. Sebelum dilarikan ke rumah sakit, saya tersedak batuk dan saya kesulitan bernapas.
"Ibu saya benar-benar khawatir dan membawa saya ke Queen's Medical Center," lanjutnya.
Fisher mengaku dia dirawat insentif dan membutuhkan dua alat pendukung kehidupan untuk menyelamatkannya.
"Saya membutuhkan Ecmo (Oksigenasi Membran Ekstraoreoreal), tapi saya dibius untuk itu jadi aku tidak ingat banyak tentang itu."
Ewan Fisher dirawat karena pneumonitis hipersensitif.[Mirror.co.uk]
Dokter, yang menulis di jurnal Archives Of Disease In Childhood, mengatakan penyebabnya kemungkinan adalah respon imun terhadap bahan kimia dalam cairan vape, namun ini perlu studi lebih lanjut.
Dr Jayesh Mahendra Bhatt, seorang konsultan kedokteran pernapasan anak di Rumah Sakit Universitas Nottingham NHS Trust, yang merawat bocah itu, mengatakan bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa vape adalah penyebabnya.
"Saya tahu setidaknya satu kolega yang pernah melihat kasus serupa."
Sementara itu, Fisher memperingatkan orang lain menjauh vape.
"Benar-benar vaping yang membuat saya sakit," katanya. "Saya melakukan banyak tes yang menunjukkan bahwa vaping yang harus disalahkan.
"Untuk orang-orang yang sudah merokok, saya akan mengatakan pergi ke dokter untuk meminta bantuan, jangan hanya beralih ke vape. Dan bagi semua remaja yang menggunakan vape dan menganggap itu sesuatu yang baik, sebenarnya tidak," katanya.