TEMPO.CO, Jakarta - Total kekayaan miliarder di seluruh dunia akhirnya turun 4,3 persen atau US$ 388 miliar, atau sekitar Rp 5.457 triliun pada 2018 setelah lima tahun pertumbuhan.
Laporan terbaru dari bank Swiss UBS dan firma audit PwC, mencatat bahwa pada akhir tahun, ada 57 miliarder global lebih sedikit, dengan total 2.101 di seluruh dunia, seperti dikutip dari CNN, 11 November 2019.
Sejumlah peristiwa ekonomi dan keuangan yang harus disalahkan, termasuk ketegangan perdagangan dan volatilitas pasar, menurut laporan itu.
Kekayaan para miliarder di Asia di antara yang paling banyak jatuh di antara kekayaan miliarder benua lain.
Kekayaan bersih dari miliarder Cina turun 12,3 persen ketika diukur dalam dolar AS. Sekitar setengah dari penurunan itu disebabkan oleh depresiasi yuan Cina terhadap dolar AS, menurut laporan itu.
Wilayah ini juga kehilangan jumlah miliarder terbesar, dengan Cina dan India mengalami penurunan terbesar. Cina sendiri kehilangan 48 miliarder, menjadi hanya 325 miliarder yang ada di Cina.
Meski begitu, Asia mengklaim sebagai miliarder terbanyak di dunia. Miliarder Cina, khususnya, telah meningkatkan peringkat mereka dengan cepat selama lima tahun terakhir, naik menjadi kelompok miliarder terbesar kedua setelah Amerika Utara.
Meskipun kehilangan miliarder terbanyak di seluruh dunia, miliarder di Amerika mencatat yang terbaik tahun lalu.
Didukung oleh keberhasilan industri teknologi, AS sebenarnya mencetak lebih banyak miliarder. Pada akhir 2018, ada 89 miliarder teknologi, naik dari 70 pada 2017. Sementara jumlah kekayaan yang dimiliki oleh miliarder di seluruh Amerika datar, jumlah miliarder naik sebesar 4,8% pada 2018 dengan total 749 miliarder di wilayah tersebut.
Pengusaha teknologi terus mendorong ekonomi global, mendorong hampir sepertiga dari pertumbuhan kekayaan miliarder selama lima tahun terakhir.
Miliarder teknologi saja memiliki aset US$ 1,3 triliun (Rp 18.287 triliun) pada akhir 2018, dengan kekayaan bersih mereka hampir dua kali lipat selama lima tahun.
Miliarder di seluruh dunia terus terlibat dalam filantropi, dengan 400 dari 500 miliarder top dunia memberi donasi secara publik.
Miliarder Amerika menyisihkan pendapatan mereka untuk internasional dan domestik, sedangkan miliarder Eropa memberi terutama untuk proyek-proyek internasional dan miliarder Asia menyumbang secara lokal.
Secara global, pendidikan menerima donasi miliarder paling banyak pada tahun 2018, diikuti oleh perawatan kesehatan dan budaya serta seni. Kemiskinan dan lingkungan menerima paling sedikit sumbangan dari miliarder.