TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Duta Besar PBB Nikki Haley mengungkapkan dalam memoarnya bahwa dia menolak ikut dalam upaya melemahkan Presiden Donald Trump.
Mantan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson dan mantan Kepala Staf Gedung Putih John Kelly berusaha merekrut Nikki Haley untuk melemahkan Presiden Donald Trump dalam upaya untuk menyelamatkan negara, menurut laporan The Washington Post, dikutip dari CNN, 11 November 2019.
Dua mantan anggota kabinet tersebut meminta bantuan Haley dalam upaya mereka untuk menumbangkan Presiden tetapi dia menolak, tulis Haley.
The Washington Post memperoleh salinan bukunya, berjudul With All Due Respect sebelum rilis Selasa.
"Kelly dan Tillerson mengaku pada saya bahwa ketika mereka melawan Presiden, mereka tidak bersikap tidak patuh, mereka berusaha menyelamatkan negara," tulis Haley.
Pada satu titik, Haley menulis bahwa Tillerson juga mengatakan orang-orangnya akan mati jika Trump tidak diawasi. Namun, Haley mengatakan dia mendukung sebagian besar keputusan kebijakan luar negeri Trump yang dilakukan orang lain di Gedung Putih untuk memblokir atau memperlambat, menurut The Washington Post.
Haley menyebut upaya Tillerson dan Kelly untuk menumbangkan Presiden dalam sebuah wawancara yang disiarkan hari Minggu di "CBS Sunday Morning."
"Seharusnya, katakan pada Presiden apa perbedaan Anda dan berhenti jika Anda tidak suka apa yang dia lakukan," katanya. "Melemahkan Presiden benar-benar hal yang sangat berbahaya. Dan itu bertentangan dengan Konstitusi dan itu bertentangan dengan apa yang diinginkan orang Amerika. Itu ofensif."
Tillerson tidak menanggapi permintaan komentar dan Kelly menolak berkomentar secara rinci kepada The Washington Post. Gedung Putih juga belum memberikan komentar terkait tulisan Haley.
Dubes As untuk PBB, Nikki Haley. REUTERS/Brendan McDermid
Trump menulis di Twitter untuk dukungannya terhadap buku Haley dan berharap dirinya sukses, serta meminta pengikutnya untuk memesan salinan atau menghadiri tur bukunya.
Dalam bukunya, Haley menggambarkan beberapa perselisihan di Gedung Putih seputar strategi kebijakan luar negeri. Dalam satu interaksi, Haley merinci pertikaian Oval Office atas sarannya untuk menahan dana untuk badan PBB yang mendukung Palestina. Kelly dan Tillerson menentang langkah itu, sementara Haley mendapat dukungan dari menantu Trump, Jared Kushner.
Haley menggambarkan ketidaksepakatannya dengan Trump mengenai penanganan pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Helsinki pada Juli 2018, serta komentar Trump pada 2017 di mana dia mengatakan dia menampilkan "kesetaraan moral" dalam menanggapi pawai nasionalis kulit putih di Charlottesville, Virginia.
Dalam memoarnya, Haley juga membahas skandal Ukraina yang semakin meningkat yang menyebabkan penyelidikan pemakzulan Trump di Dewan Perwakilan Rakyat. Meskipun Nikki Haley menolak upaya Demokrat untuk memakzulkan Donald Trump, dia menentang langkah Trump untuk meminta bantuan pemerintah asing dalam penyelidikan politik.