TEMPO.CO, Buenos Aires – Presiden terpilih Argentina, Alberto Fernandez, mengatakan terjadi kudeta terhadap Presiden Bolivia, Evo Morales, pada Senin, 11 November 2019.
Ini terkait pengumuman pengunduran diri Morales, yang juga mengatakan ada upaya kudeta terhadap dirinya, pada Senin ini.
“Masalah institusi di Bolivia tidak bisa diterima. Rakyat Bolivia harus memilih secepatnya dalam pemilihan yang bebas dan terbuka untuk membentuk pemerintahan berikutnya,” kata Fernandez lewat Twitter seperti dilansir Reuters pada Senin, 11 November 2019.
Secara terpisah, media Buenos Aires Times melansir Presiden Evo Morales sebenarnya telah menyerukan pemilu baru digelar pada pada pidato Ahad malam.
Namun, panglima Bolivia malah memintanya mundur untuk selamanya beberapa jam kemudian.
Morales merupakan Presiden pertama dari suku di Bolivia. Dia telah menyiarkan pidato di televisi dan mengatakan akan menggelar pemilu baru setelah merombak Pengadilan Pemilu Agung atau Supreme Electoral Tribunal.
Namun, Panglima militer Bolivia, Jenderal Williams Kaliman, mengatakan kepada media dia telah meminta Morales menyerahkan mandat sebagai Presiden.
“Setelah menganalisis situasi konflik domestik, kami meminta Presiden Evo Morales untuk mundur dari mandat Presiden untuk mengizinkan perdamaian dan stabilitas untuk kebaikan Bolivia,” kata Kaliman.