TEMPO.CO, Jakarta - Inggris mengalami suhu dingin ekstrim menyusul banjir bandang yang terjadi di hampir penjuru wilayah negara itu. Banjir bandan dipicu hujan yang turun hampir 24 jam dalam sebulan.
Musibah banjir bandang ini menelan korban jiwa, dimana seorang perempuan meninggal setelah tersapu banjir pada Jumat, 8 November 2019. Wilayah Yorkshire, Nottinghamshire dan Derbyshire adalah tiga area yang terdampak paling buruk akibat musibah ini yang terjadi sejak Kamis, 7 November 2019.
Badan lingkungan Inggris mengatakan banjir telah menjadi ancaman bagi kawasan sungai Don. Air sungai meluap dan banjir melanda.
The River Don in Doncaster has burst its banks. The environment agency has issued 5 severe flood warnings for the area. pic.twitter.com/arb5CDauPp
— Rob Windscheffel (@RWindscheffel) November 8, 2019
Para petugas gawat darurat menyerukan banjir telah menyapu sejumlah area dengan sangat buruk sehingga penduduk lokal amat membutuhkan bantuan. Beberapa pengunjung mall Meadowhall pada sepanjang Kamis malam terjebak di dalam mall.
Di kota Mansfield, puluhan rumah rusak ketika sejumlah baru dari sebuah tebing berjatuhan yang juga merusak beberapa taman.
Helping out in a crisis #flood #Matlock pic.twitter.com/O6PPaEIoLr
— Graham Barker (@graybag) November 8, 2019
Layanan kereta api dihentikan sementara di wilayah timur Midlands dan beberapa jalan ditutup. Para analis prakiraan cuaca mengingatkan hujan pada Sabtu, 9 November 2019, waktu setempat akan membuat banjir semakin meluas dan menyebabkan keterlambatan transportasi.
Suhu di sejumlah wilayah di Inggris pada Sabtu, 9 November 2019, berada di angka satu digit. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mendapat sorotan tajam khususnya setelah dia mengunjungi wilayah Derbyshire pada Jumat, 8 November 2019. Ketika itu, Johnson mengatakan tingkat banjir di seluruh Inggris tidak membutuhkan diberlakukannya darurat nasional. Padahal sejumlah penduduk dipaksa meninggalkan tempat tinggal mereka dan menggambarkan air cukup tinggi.