TEMPO.CO, Jakarta - Lulusan dan mahasiswa Hong Kong mengenakan topeng Guy Fawkes sambil meneriakan revolusi ketika upacara wisuda di Chinese University of Hong Kong pada Kamis dan kampus lain.
Teriakan "Bebaskan Hong Kong, Revolusi Sekarang" menggema ketika 1.000 mahasiswa dengan toga menghadiri upacara wisuda di kota New Territories, Sha Tin, membawa lima tuntutan gerakan demonstrasi Hong Kong.
"Meskipun kita semua kelelahan, kita tidak boleh menyerah," kata Kelvin, lulusan teknik informasi berusia 22 tahun.
Menurut laporan Reuters, 8 November 2019, seorang pria menyanyikan lagu kebangsaan Cina dan memegang pisau saat upacara wisuda dibawa pergi oleh petugas keamanan.
Seorang pria yang mengaku sebagai mahasiswa dari Cina daratan dibawa pergi oleh penjaga keamanan setelah melambaikan pisau pada siswa lain. [Winson Wong/SCMP]
Sekitar jam 9.30 pagi sebelum upacara dimulai, seorang pria yang mengaku sebagai mahasiswa dari Cina daratan melambaikan pisau di sebuah kelompok yang terdiri lebih dari 300 mahasiswa yang meneriakkan slogan-slogan di luar balai sidang sementara dia menyanyikan lagu kebangsaan Cina.
Dikutip dari South China Morning Post, pria mengatakan alasannya membawa pisau karena dia ingin melindungi diri, setelah melihat apa yang terjadi di HKUST kemarin.
Universitas mengatakan pihaknya menyudahi upacara tak lama setelah gelar diberikan.
Salah satu institusi, Universitas Sains dan Teknologi (HKUST) Hong Kong, tempat siswa bertopeng berlari ke panggung dua kali, mengatakan bahwa pihaknya mengutuk perilaku mahasiswa, menambahkannya akan menyelidiki dan memutuskan apakah tindakan tindak lanjut diperlukan.
Di Chinese University of Hong Kong (CUHK), para mahasiswa meneriakkan slogan-slogan untuk menenggelamkan lagu kebangsaan Cina ketika sedang dimainkan di awal upacara, dengan seorang pria, 20 tahun, yang mengaku sebagai mahasiswa daratan yang ditangkap setelah dia mengacungkan pisau pada pengunjuk rasa.
Upacara di CUHK berakhir segera setelah gelar diberikan oleh rektor Rocky Tuan Sung-chi karena keadaan khusus, menurut juru bicaranya.
Dalam pidato pembukaannya, Tuan menyatakan penyesalannya atas apa yang disebutnya tindakan penuh kebencian dalam upacara ini.
"Ini adalah acara perayaan, khususnya bagi lulusan kami dan keluarga mereka, teman dan tamu," katanya. "Atas nama CUHK, saya ingin menyampaikan penyesalan mendalam saya untuk beberapa insiden yang telah kita lihat."
Presentasi untuk penghargaan pengajaran dan penelitian, serta pemasangan jabatan profesor dilewati.
Mahasiswa Chinese University of Hong Kong mengenakan topeng saat pawai sebelum upacara kelulusan, 7 November 2019.[Winson Wong/SCMP]
Ketika lagu kebangsaan dimainkan pada awal acara, banyak mahasiswa memalingkan muka mereka di atas panggung, dan beberapa dapat didengar melantunkan slogan-slogan seperti "Bebaskan Hong Kong; revolusi zaman kita", meskipun mereka tetap diam sepanjang sisa upacara. Banyak juga yang memakai topeng dan mengangkat spanduk.
Sementara itu di HKUST pada Kamis sore, sekelompok lebih dari 30 mahasiswa bertopeng berlari ke panggung dua kali di atrium kampus di mana upacara wisuda diadakan, sebelum acara dan kemudian ketika lagu kebangsaan dimainkan.
Dalam upacara berbasis fakultas lainnya di pagi hari, lebih dari 40 lulusan mengangkat telapak tangan mereka, simbol tuntutan lima pendemo, dan mengenakan topeng atau pita putih di atas panggung. Mereka memprotes tidak adanya dukungan memadai dari rektor kampus bagi mahasiswa yang ditangkap dalam kerusuhan sipil Hong Kong.