TEMPO.CO, Jakarta - Seorang laki-laki ditahan atas tuduhan membunuh 10 orang di India dengan cara memberikan ramuan yang sudah dibubuhkan sianida, lalu mencuri uang, emas atau perak milik para korbannya.
Dikutip dari edition.cnn.com, Rabu, 6 November 2019, terduga pembunuh itu diketahui bernama Vellanki Simhadri, 38 tahun. Dia ditahan pada Selasa, 5 November 2019 setelah mengaku membunuh 10 orang di negara bagian Andhra Pradesh pada rentan waktu Februari 2018 dan Oktober 2019.
Menurut dokumen kepolisian Eluru, Andhra Pradesh, India, Simhadri diduga telah memberikan beberapa korbannya prasadam, yakni sejenis persembahan dari umat Hindu dan Sikhs. Prasadam yang diberikan Simhadri kepada para korbannya sudah bubuhi racun sianida, yakni sejenis zat kimia yang digunakan untuk membersihkan besi dan digunakan oleh manufaktur yang bisa berdampak fatal pada dosis tinggi. Dalam kasus ini, Simhadri mengatakan pada korbannya kalau sianida adalah obat tradisional.
Sembilan dari 10 kasus pembunuhan yang terjadi, Simhadri diduga telah mencuri barang-barang berharga milik korbannya. Korban pertama Simhadri meninggal di kebunnya pada 15 Februari 2018. Dalam kasus ini, Simhadri diduga sudah mencuri 4 juta rupee uang korban atau Rp 792 juta dan satu cincin perak.
Simhadri dituduh membunuh delapan korban lainnya di tempat-tempat berbeda, namun masih dilokasi Andhra Pradesh. Pada korban ke-10, tindak kejahatan Simhadri terkuak.
Pada korban yang terakhir, Simhadri pada 17 Oktober 2019 tertangkap kamera CCTV sedang berbicara dengan Kati Nagaraju, 52 tahun, seorang guru. Nagaraju ditemukan tak sadarkan diri setelah dia mengatakan pada istrinya akan pergi ke bank. Nagaraju tak pernah kembali dari bank sehingga pencarian dilakukan.
Kepolisian mengatakan Simhadri terlilit utang setelah mengalami kerugian dalam usaha real estate. Untuk menyelesaikan masalah ini dan untuk mendapatkan tambahan modal, dia mulai mencuri uang dan emas dari orang-orang yang dikenalnya, yang kemudian dibunuhnya dengan sianida. Dia juga menggunakan uang haram itu untuk membiayai kehidupan mewahnya.