TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia berupaya menemukan aset senilai US$ 4,3 miliar atau sekitar Rp 61 triliun di seluruh dunia, yang dicuri dalam skandal korupsi 1MDB.
Otoritas AS mengatakan sekitar US$ 4,5 miliar (Rp 63 triliun) diselewengkan dari perusahaan negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB) dalam skandal yang melibatkan sejumlah negara, menurut South China Morning Post, 6 November 2019.
Minggu lalu AS sepakat untuk memulihkan sekitar US$ 700 juta lebih (Rp 9,8 triliun) dari investor buron Jho Low, yang telah memainkan peran sentral dalam skandal 1MDB. Dia sebelumnya kehilangan kapal pesiar US$ 126 juta (Rp 1,77 triliun) dan aset lainnya senilai US$ 140 juta (Rp 2 triliun).
Tetapi sekitar US$ 4,34 miliar (Rp 60,7 triliun) dalam bentuk aset tetap tidak teridentifikasi, dan Malaysia bekerja dengan setidaknya lima negara untuk memulihkan jumlah tersebut, kata Latheefa Koya, kepala Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC).
"Ini yang sedang kami kerjakan ... untuk menemukan, menyelidiki, dan meneliti di mana properti-properti ini berada," kata Latheefa.
Latheefa menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang aset yang dicari atau negara yang terlibat, mengutip investigasi yang tertunda.
Low Taek Jho. Sumber: The Star/Asia News Network/asiaone.com
Setidaknya enam negara, termasuk Singapura dan Swiss, sedang menyelidiki dugaan korupsi dan pencucian uang di 1MDB, yang didirikan oleh mantan perdana menteri Najib Razak.
Najib Razak, yang kalah dalam pemilihan umum tahun lalu, sejak itu telah didakwa dengan 42 tindak pidana terkait dengan kerugian di 1MDB dan entitas negara lainnya. Dia secara berulangkali membantah melakukan kesalahan dan pengacaranya mengatakan dia dikelabui oleh pejabat tinggi 1MDB.
Bulan lalu, Jaksa Agung Malaysia Tommy Thomas memperkirakan bahwa Jho Low mencuri lebih dari US$ 10 miliar atau Rp 140 triliun dari 1MDB.