TEMPO.CO, Jakarta - Sembilan warga Amerika Serikat, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas dalam serangan kelompok bersenjata diduga kartel narkoba Meksiko.
Sembilan orang yang terbunuh dalam serangan Senin siang di perbatasan Chihuahua dan negara bagian Sonora adalah keluarga LeBaron, Langford, Miller, dan keluarga Meksiko-Amerika, anggota komunitas Mormon, yang memisahkan diri dan menetap di perbukitan dan dataran Meksiko utara beberapa dekade yang lalu.
Dikutip dari Reuters, 6 November 2019, sebuah video yang diunggah di media sosial menunjukkan sisa-sisa kendaraan yang hangus dan penuh dengan lubang peluru yang tampaknya membawa beberapa korban ketika serangan terjadi.
”Ini untuk rekaman,” kata suara pria yang berbicara bahasa Inggris dengan aksen Amerika, di luar kamera.
"Nita dan empat cucu saya dibakar dan ditembak," kata pria itu, tampaknya merujuk pada Rhonita LeBaron, salah satu dari tiga perempuan yang tewas dalam serangan itu.
Reuters tidak dapat memverifikasi video secara independen.
Foto ini menunjukkan Howard Jackob Miller, Jr., Rhonita Maria Miller, bayi kembar Titus Alvin Miller dan Tiana Griciel Miller, dan Krystal Bellaine Miller, yang semuanya tewas dalam serangan itu. Howard Miller, lelaki dewasa dalam foto, masih hidup dan tidak di lokasi saat penyerangan.[CNN]
Seorang kerabat, Julian LeBaron, mengatakan beberapa anggota keluarga dibakar hidup-hidup.
Dia mengatakan bahwa empat anak laki-laki, dua bocah perempuan dan tiga perempuan dewasa terbunuh. Beberapa anak yang melarikan diri dari serangan itu hilang selama berjam-jam di pedesaan sebelum ditemukan, katanya.
Dia mengatakan tidak jelas siapa yang melakukan serangan itu.
Tujuh anak yang terluka dalam serangan itu diterbangkan dari Meksiko ke Douglas, Arizona, untuk dibawa ke rumah sakit Tucson, kata LeBaron, dikutip dari CNN.
Puing-puing kendaraan yang terbakar di Meksiko utara yang telah membawa anggota keluarga LeBarón ketika mereka diserang pada hari Senin, 4 November 2019.[Kenneth Miller / Lafe Langford J, via Reuters]
Menteri Keamanan Meksiko Alfonso Durazo mengatakan kesembilan korban bepergian dengan beberapa SUV, kemungkina adalah korban salah sasaran, mengingat banyaknya konfrontasi kekerasan di antara geng-geng narkoba yang berperang di daerah itu.
Tetapi keluarga besar LeBaron sering berkonflik dengan para penyelundup obat terlarang di Chihuahua dan kerabat korban lainnya mengatakan para pembunuh pasti tahu siapa yang mereka targetkan.
"Kami sudah berada di sini selama lebih dari 50 tahun. Tidak ada orang yang tidak mengenal mereka. Siapa pun yang melakukan ini sadar. Itu yang paling menakutkan, "kata Alex LeBaron, seorang kerabat, di salah satu desa yang dihuni keluarga besar.
Semua yang tewas adalah warga negara AS dan sebagian besar juga memegang kewarganegaraan ganda dengan Meksiko. Mereka diserang saat mengemudi di jalan belakang dalam konvoi mobil yang berisi para perempuan bersama 14 anak-anak, katanya. Beberapa menuju ke bandara Tucson untuk bertemu kerabat.
Jaksa penuntut negara di Sonora, tempat mayat ditemukan di tiga lokasi terpisah, mengatakan anggota keluarga yang disergap telah merencanakan untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat melalui Chihuahua.
Mayat perempuan dan empat anak yang hangus ditemukan di Chevrolet Tahoe yang terbakar di dekat desa San Miguelito, sementara mayat seorang perempuan dan dua anak ditemukan di Suburban putih sekitar 18 kilometer jauhnya.
Mayat perempuan ketiga ditemukan sekitar 15 meter dari Suburban dekat perbatasan Sonora-Chihuahua.
Pihak berwenang sedang menyelidiki apakah seorang pria yang ditangkap di Agua Prieta, Sonora dengan senjata dan amunisi terlibat dalam pembunuhan itu, tambah jaksa.
Para korban adalah anggota komunitas kecil La Mora, Sonora, yang didirikan beberapa dekade yang lalu oleh perintis yang memisahkan diri dari gereja Mormon, kata Langford.
Menanggapi insiden ini, Donald Trump menulis di Twitter akan membantu Meksiko berperang melawan kartel narkoba.
"Ini adalah waktu bagi Meksiko, dengan bantuan Amerika Serikat, untuk mengobarkan perang terhadap kartel-kartel narkoba dan menghapusnya dari muka bumi," kata Trump dalam sebuah tweet.
Kemudian Donald Trump dan Presiden Meksiko Lopez Obrador berbicara melalui telepon, untuk menawarkan bantuan dan memastikan para pelaku diadili.
Sebelum panggilan itu, Lopez Obrador menolak intervensi pemerintah asing dalam perang antinarkoba.
Meksiko telah menggunakan militernya dalam perang melawan kartel narkoba sejak tahun 2006. Terlepas dari penangkapan atau pembunuhan para otak kartel narkoba, kampanye tersebut tidak berhasil mengurangi kekerasan kartel narkoba dan telah menyebabkan lebih banyak pembunuhan ketika geng-geng kartel narkoba Meksiko berperang satu sama lain.