TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pegawai negeri (PNS), polisi dan guru di Thailand dikirim ke kamp militer untuk mengikuti pelatihan intensif tentang pelayanan masyarakat dan kesetiaan kepada Kerajaan Thailand. Pelatihan ini berdurasi paling cepat 15 hari sampai enam pekan paling lama.
Sejumlah ahli menyebut, program yang mulai dilakukan pada 2018 ini, menyoroti keinginan kuat Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dalam memerintah dan membangun masyarakat agar lebih besar dibanding kedaulatan raja sebelumnya. Kerajaan absolut Thailand berakhir pada 1932.
Ribuan pegawai negeri, polisi dan guru dikirim ke kamp militer di Thailand untuk mengikuti pelatihan intensif tentang pelayanan masyarakat dan kesetiaan kepada kerajaan. Sumber: reuters.com
Pelatihan ini telah diperluas dari segi jumlah peserta, yakni mulai dari pejabat istana, tentara, polisi, dan pegawai negara. Dimasukkan pula dalam program pelatihan ini para dosen dan mahasiswa dengan dikoordinasikan langsung oleh sekretaris tetap Kantor Perdana Menteri, Theerapat Prayurasiddhi.
Beberapa lulusan program ini menceritakan kepada Reuters, mereka harus bangun pukul 5 pagi dan melakukan olahraga pagi secara berkelompok. Mereka lalu berbaris untuk latihan hormat ala militer sebelum dimulai kelas pelajaran sejarah raja-raja Thailand dan latihan pelayanan masyarakat.
Pada akhir pelatihan mereka akan dinyatakan sebagai “Karatchakan Suan Pra-Ong” atau “Pejabat Dalam Layanan Mulia” yang bertugas mempromosikan kerajaan Thailand. Segala aktivitas mereka akan dipantau melalui aplikasi khusus.
“Raja memiliki kebijakan kerajaan untuk menciptakan persatuan antara rakyat. Maka semuanya akan mengarah pada kebahagiaan rakyat dan negara yang aman,” kata Theerapat.
Sejak Maret 2018, total sekitar tiga ribu peserta selesai mengikuti pelatihan ini yang terbagi dalam lima ratus kelompok program sukarela. Theerapat juga menegaskan bahwa lulusan program ini didorong bisa memberikan ceramah umum untuk berbagai pengetahuan yang mereka peroleh selama pelatihan.
KANIA SUKU