TEMPO.CO, Jakarta - Kabut asap di Ibu Kota India, New Delhi diperkirakan akan terjadi sepanjang pekan ini. Level AQI di beberapa bagian kota pada Senin, 4 November 2019, tetap di atas 800, ini artinya level terburuk yang terlihat dalam kurun waktu lebih dari tiga tahun.
Kabut asap di India telah membuat beberapa penerbangan harus ditunda. Pada Minggu, 3 November 2019, beberapa penerbangan ada yang dialihkan dari bandara Internasional New Delhi karena jarak pandang pilot yang tidak bisa melewati kabut tebal.
Keadaan darurat kesehatan masyarakat telah diumumkan di New Delhi. Pemerintah menerapkan langkah-langkah darurat sebagai upaya untuk mengatasi udara yang semakin tercemar.
Sebuah bangunan tempat tinggal diselimuti kabut asap di New Delhi, India, 25 Desember 2018. [REUTERS / Altaf Hussain]
Gangguan kabut asap juga telah membuat sejumlah pekerjaan konstruksi dihentikan. Sistem lalu lintas ganjil genap diberlakukan untuk membatasi penggunaan kendaraan.
Tak hanya itu, sekolah-sekolah diliburkan. Sebagian besar masyarakat New Delhi memilih tinggal di rumah, tetapi hal ini tidak berlaku bagi kalangan pekerja yang tetap memilih untuk bekerja.
Dikutip dari cnn.com pada Selasa 5 November 2019, langkah-langkah tersebut dinilai tidak memiliki efek besar pada pengurangan kabut asap, dimana musibah ini sebagian besar bersumber dari pembakaran sisa tanaman di ladang dan memburuk ketika penduduk menyalakan kembang api untuk perayaan Diwali.
New Delhi telah menduduki peringkat kota paling tercemar di dunia. Status ini membuat frustrasi pejabat setempat.
Ketika kualitas udara memburuk, kabut tebal menyebabkan iritasi mata dan tenggorokan. Jarak pandang pun menjadi berkurang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gangguan kabut asap bisa membawa kematian. Sebanyak 4,2 juta orang meninggal tiap tahun akibat terpapar polusi udara, dan kabut asap dikaitkan dengan meningkatnya angka penderita stroke, serangan jantung, diabetes, kanker paru-paru dan sakit paru-paru kronis.
New Delhi bukan satu-satunya kota di India yang mengatasi kabut asap. Penelitian terbaru dari Greenpeace dan AirVisual menyebut New Delhi berada di nomor urut 22 dari 30 kota paling tercemar di dunia.
Kota-kota di Cina yang sebelumnya ada diperingkat teratas, telah mengalami perubahan nyata setelah Beijing menerapkan berbagai upaya untuk mengatasi masalah kabut asap.
KANIA SUKU