TEMPO.CO, London – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menolak permintaan agar dia meninggalkan kesepakatan Brexit yang tercapai dengan Uni Eropa dan keluar secara penuh tanpa kesepakatan.
Permintaan itu dilontarkan pemimpin Partai Brexit, Nigel Farage.
“Apa yang sudah kita capai adalah kesepakatan fantastis, yang orang pikir kita tidak bisa capai,” kata Johnson seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 2 November 2019.
Johnson mengatakan setelah pemilu dini Inggris pada 12 Desember, maka kesepakatan ini akan mendapatkan dukungan oleh parlemen baru.
Para pengusaha dan ekonom telah memperingatkan pemerintah Inggris bahwa keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan akan merugikan perekonomian Inggris.
“Jika itu terjadi, Boris Johnson akan meninggalkan keputusan Brexit penuh dari UE, dan jika dia memenangkan pemilu besok, kita tidak akan pernah bebas dari peraturan UE,” kata Nigel Farage.
Pemimpin Partai Buruh Inggris, Jeremy Corbyn, mengatakan jika tidak ada kesepakatan dengan UE maka Inggris akan jatuh ke tangan AS.
Menurut Corbyn, ini membahayakan layanan publik di Inggris seperti layanan kesehatan National Health Service.
“Kita tidak akan lewati jalan itu apapun yang terjadi. Layanan publik kita tidak akan dijual ke Donald Trump atau orang lain,” kata dia.
Soal ini, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan Corbyn pemimpin yang buruk untuk Inggris. Dia juga menolak anggapan AS akan menguasai perekonomian Inggris pasca Brexit.