Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Hal Mengenai Pembentukan Blok Dagang Baru RCEP

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden Joko Widodo (kanan) mengikuti sesi pleno KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Sabtu, 2 November 2019.  Jokowi juga memiliki agenda untuk mengadakan pertemuan bilateral bersama beberapa negara sahabat seperti Selandia Baru, Australia, India, Jepang serta Sekjen PBB. ANTARA
Presiden Joko Widodo (kanan) mengikuti sesi pleno KTT ke-35 ASEAN di Bangkok, Thailand, Sabtu, 2 November 2019. Jokowi juga memiliki agenda untuk mengadakan pertemuan bilateral bersama beberapa negara sahabat seperti Selandia Baru, Australia, India, Jepang serta Sekjen PBB. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Isu pembentukan blok dagang Regional Comprehensive Economic Partnership atau RCEP menjadi salah satu isu yang dibahas para pemimpin ASEAN, Cina dan India dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke – 35 di Bangkok, mulai Sabtu, 2 November 2019.

Blok dagang ini bakal terdiri dari 16 negara dengan kontribusi 30 persen terhadap produk domestik bruto global dan nyaris setengah dari populasi dunia.

Berikut beberapa poin mengenai blok dagang ini:

  1. Blok Dagang Baru

Pembentukan RCEP ini sebagai perjanjian perdagangan bebas kerap disebut sebagai upaya Cina menandingi blok dagang Trans-Pacific Partnership, yang digagas Amerika Serikat.

Selain 10 negara ASEAN, ada negara lain yang bakal bergabung yaitu Australia, Cina, India, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan. Rencananya, pembentukan RCEP ini bakal diteken pada 2019 setelah mengalami sejumlah penundaan karena alotnya proses negosiasi.

  1. Beda RCEP dan TPP

Kedua blok dagang ini digawangi oleh dua ekonomi terbesar dunia yaitu AS untuk TPP dan Cina untuk RCEP. Namun, Presiden AS, Donald Trump, memutuskan untuk menarik negaranya keluar dari TPP karena lebih menyukai kesepakatan bilateral dengan negara mitra dagang.

Awalnya TPP lebih terlihat ambisius termasuk mengatur urusan tenaga keraja, lingkungan, hak kekayaan intelektual dan badan usaha milik negara selain akses pasar untuk barang dan jasa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sedangkan RCEP lebih fokus soal standar tarif lintas wilayah dan meningkatkan akses market untuk layanan dan investasi. RCEP juga akan mengatur kekhususan bagi negara berkembang misalnya liberalisasi tarif bertahap dan masa transisi.

Menurut kalkulasi Asia Development Bank pada 2016, TPP berpotensi menghasilkan US$400 miliar atau sekitar Rp5.600 triliun pendapatan global sebelum AS menarik diri.

Sedangkan RCEP hanya sekitar US$260 miliar dolar atau sekitar Rp3.600 triliun.

  1. Perang Dagang

Munculnya perang dagang antara AS dan Cina membuat perekonomian sejumlah negara lain terganggu. Ini membuat RCEP menjadi lebih menarik karena bisa mempermudah ekspor – impor antar negara.

Awalnya penandatanganan perjanjian RCEP ini diperkirakan pada 2018. Namun, ada hambatan dari India yang masih meminta perlindungan sejumlah industrinya terkait masuknya produk dari Cina. India kemungkinan bakal diizinkan untuk mengurangi tarif secara perlahan untuk melindungi industri dalam negeri.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

51 detik lalu

Cina akan garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.
Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

1 jam lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

1 jam lalu

Ilustrasi panen padi di sawah. TEMPO/Prima Mulia
Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

3 jam lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

3 jam lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

8 jam lalu

Selama empat tahun Badan Karantina Kementerian Pertanian tidak bisa mengekspor buah manggis ke Tiongkok
Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).


Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

11 jam lalu

Suasana mudik lebaran di Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) Halim, Jakarta, Sabtu, 6 April 2024. Kereta cepat Whoosh untuk pertama kalinya bakal melayani penumpang mudik lebaran. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Kronologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Digagas SBY hingga KAI Terbebani Utang Rp6,9 T

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menyisakan pekerjaan rumah bagi PT Kereta Api Indonesia berupa utang Rp6,9 triliun ke Bank Pembangunan Cina (CDB)


4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

11 jam lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.


Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

14 jam lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan (kedua dari kanan) dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi (kedua dari kiri) saat acara High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) Indonesia dan Tiongkok ke-4 di Labuan Bajo, Timur Nusa Tenggara, Jumat (19 April 2024). ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Kelautan dan Perikanan
Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.


Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

22 jam lalu

Pelatih Australia U-23 Tony Vidmar . Foto : AFC
Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.