TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 94 ribu warga sipil Surah sudah pulang ke area-area yang dibebaskan Turki lewat operasi anti-teror yang dilakukan di utara Suriah dalam 10 hari terakhir. Juru bicara PBB bidang koordinasi kemanusiaan atau OCHA, Jens Laerke, mengatakan diperkirakan ada lebih dari 200 ribu warga sipil yang meninggal rumah mereka di utara Suriah, namun sekarang sudah mulai terlihat pergerakan massa pulang ke rumah.
“Sekarang kami melihat sebuah pergerakan pulang ke rumah. Kami mencatat ada sekitar 94 ribu warga yang pulang ke area-area yang sekarang secara efektif berada di bawah kendali Turki,” kata Laerke.
Keluarga pengungsi Suriah, yang melarikan diri dari kekerasan setelah serangan Turki terhadap Suriah, duduk di bus dalam perjalanan ke kamp-kamp di pinggiran Dohuk, Irak 16 Oktober 2019. Sekitar 200 Kurdi Suriah, yang terpaksa melarikan diri dari kekerasan yang disebabkan oleh Serangan militer Turki, tiba pada hari Selasa di kamp pengungsi Domiz di Dohuk, sebuah kota di wilayah Kurdi Irak. [REUTERS / Ari Jalal]
Menurut Laerke, masih ada lebih dari 100 ribu warga sipil Suriah yang hidup terkatung-katung. Namun begitu, jumlah warga sipil Suriah yang mulai pulang ke rumahnya memperlihatkan tren kenaikan.
Sebelumnya pada 9 Oktober 2019, Turki melancarkan operasi damai musim semi di utara Suriah demi mengamankan area-area perbatasan Turki dan membantu para pengungsi Suriah pulang ke rumah. Operasi itu juga bertujuan memastikan integritas teritorial Suriah.
Pada 17 Oktober 2019, Ankara mencapai kata sepakat dengan Washington untuk menghentikan operasi damai itu agar bisa memberikan waktu pada kelompok YPG/PBB untuk menarik diri dari zona aman. Pada 22 Oktober 2019, Ankara dan Moskwo juga mencapai kata sepakat untuk menarik militan YPG/PKK sekitar 30 kilometer dari wilayah selatan perbatasan Turki - Suriah. Disepakati pula pasukan militer Turki dan Rusia akan melakukan patroli bersama di area itu.