TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin ISIS yang diklaim AS tewas, Abu Bakr al Baghdadi, ternyata membayar musuh ISIS di Suriah, untuk memberikannya perlindungan.
Pembayaran ini diberikan kepada milisi rival ISIS menurut bukti pembayaran yang diungkap oleh peneliti. Tanda terima pembayaran yang diperoleh dari pembukuan ISIS yang teliti, menunjukkan bahwa ISIS membayar setidaknya US$ 67.000 atau Rp 938 miliar kepada anggota Hurras al Din, afiliasi tidak resmi Al Qaeda dan musuh ISIS, menurut laporan New York Times, 2 November 2019.
Sementara kelompok saingan menyimpan rahasia al-Baghdadi, ia akhirnya dikhianati oleh orang kepercayaannya sendiri, menurut dua pejabat Amerika pada Rabu, yang berujung pada kematiannya dalam serangan pasukan komando AS Sabtu kemarin.
Rincian baru lainnya tentang serangan itu muncul pada hari Rabu, termasuk pasukan Amerika menemukan sejumlah laptop dan ponsel dari kompleks rumah al Baghdadi, dan menurut Pentagon, enam orang lainnya terbunuh di kompleks itu, selain dari al Baghdadi dan dua anak yang dia bawa ketika dia meledakkan rompi bunuh diri.
Lokasi kompleks perembunyian pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi.[Maxar Technologies/The New York Times]
Al Baghdadi menghabiskan bulan-bulan terakhirnya di sebuah vila terpencil di Barisha, sebuah desa di bagian Provinsi Idlib yang didominasi oleh kelompok-kelompok milisi saingan dan ratusan kilometer dari bekas wilayah ISIS di sepanjang perbatasan antara Suriah dan Irak.
Wilayah tersebut seharusnya menjadi tempat yang tidak ramah bagi pemimpin ISIS, apalagi tempat perlindungan terakhirnya saat ia menjadi salah satu orang yang paling diburu di dunia. Anggota pendahulu Hurras al Din telah membunuh dan dibunuh oleh anggota ISIS.
Buku tanda terima, yang ditemukan di Suriah oleh kontak Asaad Almohammad, seorang pensiunan agen intelijen Amerika, terlihat seperti bukti lainnya yang ditinggalkan oleh para birokrat ISIS di kantor-kantor yang mereka tempati karena administrasi yang pernah mereka jalankan hancur bersama dengan kekhalifahan teritorial mereka.
Buku ini berisi delapan kwitansi tertanggal dari awal 2017 hingga pertengahan 2018 yang menunjukkan pembayaran oleh ISIS kepada anggota Hurras al Din untuk keamanan dan peralatan media, gaji dan biaya logistik. Tanda terima dikeluarkan dengan logo Kementerian Keamanan ISIS dan ditandatangani oleh orang-orang yang diidentifikasi sebagai pejabat Hurras al Din.
Satu kwitansi yang dikeluarkan pada musim panas tahun 2018 mengatakan pembayaran seharga US$ 7.000 atau Rp 100 juta, untuk membayar persiapan pangkalan bagi saudara-saudara yang tiba dari Provinsi Al Khair, nama yang diberikan ISIS ke daerah sekitar Deir al-Zour di Suriah timur. Wilayah ini adalah salah satu sudut terakhir Suriah yang dimiliki kelompok milisi ISIS sebelum kehilangannya awal tahun ini.
Tanda terima itu menyatakan bahwa Hurras al Din membantu memindahkan para kombatan ISIS keluar dari wilayah itu ketika mereka mendapat tekanan dari milisi yang didukung Amerika, yang dipimpin oleh Kurdi.
Almohammad, sekarang seorang peneliti senior di Program Ekstremisme Universitas George Washington, mengatakan bahwa tanda terima itu juga menunjukkan bahwa pada suatu waktu kedua kelompok menganggap diri mereka musuh, ISIS tampaknya telah mencoba menyusup Hurras al Din.
Catatan itu tidak menunjukkan aliansi di tingkat organisasi antara kedua kelompok, kata Aymenn Jawad al-Tamimi, seorang peneliti independen Suriah.
Dia mengutip pernyataan publik oleh Hurras al Din pada Februari yang meminta anggotanya untuk menghindari kontak dengan anggota ISIS, dan sebuah pengumuman oleh ISIS dalam buletin mingguannya pada April 2018 yang mengatakan bahwa anggota Hurras al Din harus dikucilkan.
Tetapi jika dokumen itu asli, katanya, mereka menunjukkan adanya jalur belakang di mana uang ditransfer antara cabang keamanan ISIS yang ditakuti dan anggota tingkat tinggi Hurras al Din.
Dia setuju untuk meninjau delapan kwitansi dan menyimpulkan bahwa mereka tampaknya tidak dipalsukan, berdasarkan terminologi yang mereka gunakan dan tanda terima, yang cocok dengan catatan ISIS lainnya.
Sementara pengumuman pembunuhan al Baghdadi pada hari Minggu mengejutkan banyak orang, ada indikasi sejauh Februari bahwa ISIS tidak hanya menembus sarang saingannya di Provinsi Idlib, dekat perbatasan Turki, tetapi mulai menggunakannya sebagai perlindungan.