TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Inggris pada Jumat, 1 November 2019, menyerukan secara langsung terhadap dua kakak beradik dari Irlandia Utara, yang tersangkut kasus penemuan 39 jasad dalam truk, agar menyerahkan diri ke polisi. Dua saudara itu adalah Ronan Hughes dan kakaknya Christopher.
“Hari ini kami ingin membuat seruan langsung kepada Ronan dan Christopher agar menyerahkan diri kepada polisi Irlandia Utara. Kami ingin Anda brdua datang dan membantu investigasi ini,” kata Kepala Inspektur Kepolisian Irlandia Utara, Daniel Stoten, seperti dikutip dari reuters.com.
Hughes bersaudara, Ronan (kiri) dan Christopher, diyakini memiliki hubungan dengan penemuan 39 jasad diduga korban perdagangan manusia.[Free Malaysia Today]
Ronan dan Christopher diduga sebagai pelaku pembunuhan dan perdagangan manusia. Polisi sempat berbicara lewat telepon dengan Ronan Hughes belum lama ini, namun saat ini perlu menginterograsinya lebih jauh.
Penemuan 39 jasad dalam truk trailer berpendingin pada Rabu, 23 Oktober 2019, mengejutkan dunia dan menyoroti perdagangan manusia terhadap orang-orang miskin dari kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah. Para korban menempuh perjalanan berbahaya demi bisa sampai ke Benua Biru. Awalnya ke-39 jasad yang mati membeku itu warga negara Cina, namun dikhawatirkan ada pula warga negara Vietnam yang menjadi korban.
Sebelumnya pada Senin, Robinson, 25 tahun, sopir yang mengemudikan truk itu, sudah diajukan ke persidangan. Dia dikenai tuduhan pembunuhan, pencucian uang, konspirasi untuk perdagangan orang dan konspirasi melanggar hukum imigrasi.
Stoten mengatakan Ronan Hughes, 40 tahun dan Christopher Hughes, 34 tahun berasal dari Armagh, Irlandian Utara. Keduanya diduga mengetahui jalur-jalur pengiriman dan pengangkutan barang-barang industri. Global Trailer Rentas, perusahaan pemilik truk trailer tempat penemuan 39 jasad mengatakan Ronan Hughes telah menanda-tangani surat-surat penyewaan truk itu.