TEMPO.CO, Johor Bahru – Pemerintah Malaysia memutuskan melanjutkan pembangunan jalur kereta cepat lintas negara ke Singapura setelah mengamandemen proposal mega proyek ini.
Biaya pengerjaan proyek ini juga telah dicukur sebanyak 36 persen.
“PM Malaysia Mahathir Mohamad mengumumkan ini pada Kamis kemarin saat jumpa pers,” begitu dilansir Straits Times pada Kamis, 31 Oktober 2019.
Nilai proyek pembangunan jalur kereta sejauh 4 kilometer dari Johor Bahru ke Singapura ini menjadi sekitar Rp10.6 triliun. Sebelumnya nilai proyek ini mencapai sekitar Rp16.6 triliun.
“Pejabat kedua negara sedang merumuskan amandemen perjanjian bilateral yang diteken pada tahun lalu itu,” begitu dilansir Straits Times.
Salah satu poin penting dalam amandemen perjanjian ini adalah pelibatan pengembang sekaligus pemilik Bukit Chagar Land, yang memiliki area sebagai lokasi stasiun Rapid Transit System. Ini dilakukan agar biaya tanah tidak memberatkan proyek.
Pemerintah Malaysia sempat meminta perpanjangan selama enam bulan kepada pemerintah Singapura untuk mengubah sejumlah poin dalam perjanjian bilateral kedua negara.
Malaysia membayar sekitar 600 ribu dolar Singapura atau sekitar Rp6 miliar atas penundaan pengerjaan proyek ini. Menteri Transportasi Malaysia, Anthony Loke, mengatakan pemerintah Malaysia memang ingin mengurangi biaya pembangunan RTS ini serta melibatkan sektor swasta. Pemerintah Singapura menyetujui permintaan ini.