TEMPO.CO, Jakarta - Chile pada Rabu, 30 Oktober 2019, menarik diri sebagai tuan rumah pertemuan tingkat tinggi APEC yang akan diselenggarakan pada 16 dan 17 November 2019. Keputusan itu diambil menyusul gelombang unjuk rasa di Chile hingga mengguncang negara di Amerika Latin itu.
Dikutip dari reuters.com, Kamis, 31 Oktober 2019, dalam pertemuan APEC itu Amerika Serikat dan Cina diperkirakan akan menandatangani sebuah kesepakatan demi meredakan perang dagang yang sedang terjadi antar keduanya. Perang dagang Amerika Serikat - Cina telah mencinderai perekonomian global.
Unjuk rasa di Chile sudah keempat kalinya dilakukan sejak meletup pertama kali pada 6 Oktober 2019. Sumber: REUTERS/Rodrigo Garrido
Unjuk rasa besar-besaran telah membuat Ibu Kota Santiago lumpuh. Sistem transportasi metro banyak yang rusak dengan nilai kerugian hampir US$ 400 juta atau Rp 5,6 triliun. Sekitar 7 ribu orang ditahan dan kerugian yang dialami sektor bisnis sekitar US$ 1,4 miliar atau Rp 19,6 triliun.
Unjuk rasa di Chile telah menimbulkan 18 korban tewas dan membuat rencana pertemuan APEC menjadi kacau, dimana negara-negara yang akan berpartisipasi jadi tidak mendapat pengawalan dan tidak ada tempat alternatif untuk menyelenggarakan pertemuan penting ini di Chile.
Presiden Chile, Sebastian Pinera, yang sedang memperjuangkan posisi politiknya, mengatakan pihaknya harus mengambil keputusan menyakitkan untuk menarik diri sebagai tuan rumah KTT APEC. Chile juga undur diri sebagai tuan rumah KTT PBB COP25 tentang perubahan iklim yang rencananya akan diselenggarakan pada 2 Desember - 13 Desember di Chile.
Langkah itu diambil karena Chile ingin fokus memulihkan hukum dan memberlakukan sebuah rencana sosial yang baru. Gelombang unjuk rasa di Chile dipicu oleh masalah kesenjangan sosial yang amat mencolok.
Pada Rabu, 30 Oktober 2019, pemerintah Chile mengatakan final tunamen sepak bola Copa Libertadores, akan tetap dilangsungkan sesuai rencana di stadion nasional Santiago pada 23 November 2019.
"Sebagai seorang presiden bagi seluruh masyarakat Chile, saya harus selalu menempatkan masalah dan kepentingan masyarakat Chile sebagai prioritas," kata Presiden Pinera.