TEMPO.CO, Hong Kong – Polisi Hong Kong bersiaga menjelang perayaan Haloween, yang diramaikan dengan mengenakan berbagai topeng horor.
Ini terkait berlakunya undang-undang darurat yang melarang penggunaan topeng di jalanan dan saat demonstrasi.
“Polisi bakal menempatkan sekitar 3 ribu petugas dan tiga kendaraan water cannon di Hong Kong pada Kamis untuk menjaga situasi,” begitu dilansir media SCMP pada Rabu, 30 Oktober 2019.
Polisi mengantisipasi demonstran akan menggunakan topeng bertema Halloween saat berunjuk rasa. Petugas mengatakan ada kemungkinan terjadi kerusuhan pada Kamis besok.
“Polisi masih mengumpulkan informasi dan melakukan pengecekan,” begitu sumber polisi mengatakan.
Hong Kong, seperti dilansir Reuters, mengalami demonstrasi besar-besaran sejak Juni 2019. Ini terkait penolakan publik terhadap legislasi ekstradisi, yang memungkinkan mereka diekstradisi ke Cina untuk menjalani persidangan.
Legislasi itu sudah ditarik dari parlemen namun warga masih terus berunjuk rasa menuntut diterapkannya sistem demokrasi secara penuh. Mereka meminta agar bisa memilih pemimpinnya sendiri.
Demonstrasi di Hong Kong kerap berlangsung rusuh, yang membuat perekonomian menjadi terganggu dan diperkirakan memasuki masa resesi pada kwartal ketiga ini.
Polisi mengatakan akan mengecek identitas warga yang mengenakan topeng jika meneriakkan slogan demonstrasi saat mengenakan kostum Halloween.
Sejauh ini, ada sejumlah organisasi yang menyerukan warga untuk berkumpul di Victoria Park di Causeway Bay dan berparade ke area pusat, yang menjadi lokasi pesta Halloween di Hong Kong.