TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat ingin memperkuat koalisi melawan milisi teroris Islamic State atau ISIS di Suriah timur laut.
Kementerian Pertahanan AS mengatakan akan menggelar pertemuan para menteri luar negeri di Washingtonm AS, pada 14 November 2019.
Pejabat ini mengatakan penarikan mundur pasukan AS dari Suriah utara pada 6 Oktober 2019 tidak berarti mengurangi perang melawan kelompok teror itu.
Pimpinan kelompok ISIS yaitu Abu Bakr al-Baghdadi terbunuh dalam serangan pasukan khusus AS di Suriah beberapa hari lalu.
“Tidak pernah ada ide kami akan meninggalkan misi melawan ISIS. Ini adalah upaya besar yang terus berlanjut,” kata pejabat itu kepada media secara anonim seperti dilansir Reuters pada Selasa, 29 Oktober 2019.
Ada sekitar 30 – 40 menteri dan perwakilan organisasi yang menjadi koalisi melawan ISIS akan berkumpul dalam inisiatif yang digagas Prancis dan AS ini.
“Ini upaya Presiden Trump selama ini untuk menaruh pasukan di lapangan, pesawat di udara, dan uang mengalir untuk stabilisasi area bersama mitra dan sekutu koalisi,” kata pejabat ini.
Trump mengendurkan sikapnya untuk menarik pasukan AS dari Suriah setelah mendapat kecaman dari Kongres termasuk dari politikus Partai Republik.
Mereka juga mengritik sikap Trump itu memberi peluang kepada serangan militer Turki pada 9 Oktober 2019 terhadap pasukan Kurdi di Suriah, yang menjadi sekutu utama AS dalam memerangi kelompok teror ISIS sejak 2014.
Trump memerintahkan penarikan pasukan AS, menurut pejabat ini, karena menghadapi situasi kacau di Suriah.
“Ketika asap sudah bersih, kami menyesuaikan sedikit untuk menjelaskan bahwa kami akan tetap menaruh pasukan di sana, melanjutkan misi,” kata dia.
Militer Turki melakukan serangan lintas batas untuk mengusir pasukan milisi YPG Kurdi, yang dinilai memusuhi negara itu dan terkait dengan kelompok separatis PKK Kurdi.
Ankara menghentikan invasi militer ini setelah milisi Kurdi menarik pasukan dari kawasan zona aman sesuai gencatan senjata yang diperantarai AS.
Karena ada kekhawatiran kelompok teroris ISIS bakal muncul lagi, Trump mengatakan akan menaruh sejumlah pasukan di area yang terdapat ladang minyak. Wilayah ini selama ini dikontrol oleh milisi Kurdi. Amerika juga tidak ingin ladang minyak ini dikuasai Iran atau rezim Suriah. Namun, sebagian ladang minyak itu telah dikuasai pemerintahan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang didukung Rusia dan Iran.