TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 40 staf PBB dan relawan kemanusiaan tewas dalam satu dekade oleh radikalisme yang dilakukan kelompok garis keras Boko Haram di utara Nigeria.
"Total 38 staf PBB dan relawan dari sejumlah lembaga nirlaba terbunuh sejak 2011. Sebagian dari mereka adalah warga negara Nigeria," kata Koordinator PBB bidang Kemanusiaan dan Gawat Darurat Mark Lowcock, Jumat, 25 Oktober 2019, seperti dikutip dari aa.com.tr.
Militan Boko Haram memeluk rekannya setelah dilakukannya pertukaran dengan perempuan Chibok di Kumshe, Nigeria, 6 Mei 2017. Sebanyak 113 anak perempuan tersebut diyakini masih ditahan oleh Boko Haram. REUTERS/Zanah Mustapha
Menurut Lowcock, pada September 2019, Action Against Hunger dan organisasi Mercy Corps, dua lembaga yang memberikan bantuan kemanusiaan di utara Nigeria dihentikan aktivitasnya oleh militer Nigeria karena dicurigai bakal 'berkolaborasi' dengan Boko Haram.
Sedangkan pada Juni 2019, enam tenaga relawan diculik oleh Boko Haram dan sampai sekarang masih disandera. Namun Lowcock meyakinkan seluruh organisasi kemanusiaan di Nigeria mendapat dukungan dari PBB untuk beroperasi sesuai standar internasional.
Dia meyakinkan, operasi pemberantasan terorisme oleh militer Nigeria tidak bisa berjalan sukses tanpa dukungan kemanusiaan dari organisasi-organisasi bantuan.
Lowcock mengatakan telah menerima jaminan dari pihak berwenang Nigeria untuk mencabut larangan yang ditempatkan pada dua organisasi bantuan internasional oleh militer untuk dimulainya kembali intervensi kemanusiaan pada sekitar 400.000 orang di wilayah timur laut ngara itu. Hampir 3 juta orang terlantar akibat satu dekade kekerasan kelompok radikal Boko Haram.