TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada Kamis, 25 Oktober 2019, menuding Cina membatasi hak dan kebebasan masyarakat Hong Kong. Pence juga mengecam perusahaan asal Amerika Serikat Nike serta Asosiasi Bola Basket Nasional (NBA) karena pro-Beijing dalam hal kebebasan berbicara.
Dikutip dari reuters.com, Jumat, 25 Oktober 2019, Pence mengatakan Amerika Serikat tidak ingin berkonfrontasi atau ‘berhadap-hadapan’ dengan Cina. Namun dia tidak menampik memang ada beberapa keretakan politik antar kedua negara. Amerika Serikat – Cina saat ini sedang berseteru dalam perang dagang.
“Hong Kong adalah sebuah contoh nyata atas apa yang terjadi ketika Cina membuka pintu kebebasan berbicara dan dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah meningkatkan intervensinya di Hong Kong serta berurusan dalam sejumlah upaya mengurangi hak dan kebebasan masyarakat Hong Kong yang sebenarnya dijamin dalam sebuah kesepakatan penawaran internasional,” kata Pence.
Para pengunjuk rasa membakar ATM Bank of China di Tsuen Wan. [Edmond So/South China Morning Post]
Menurut Pence, Amerika Serikat berdiri bersama jutaan demonstran di Hong Kong, yang kadang dihadapkan pada unjuk rasa yang berakhir ricuh, dimana hal ini dipandang oleh demonstran sebagai pengetatan dari Cina.
“Kami berdiri bersama Anda. Kami terinspirasi oleh Anda. Kami mendorong Anda untuk berada di jalan unjuk rasa tanpa kekerasan,” kata Wakil Presiden Pence dalam sebuah pidato di Washington, Amerika Serikat.
Dalam kesempatan itu, Pence juga menyoroti raksasa produk olah raga Nike dan NBA, yang ditudingnya berpihak pada Partai Komunis Cina soal kebebasan berbicara di Hong Kong. Dia mengatakan NBA dan Nike telah gagal mempertahankan General Manajer tim bola basket Houston Rockets, Daryl Morey, setelah dia menulis di Twitter dukungannya terhadap demonstran Hong Kong pada awal bulan lalu.