TEMPO.CO, Beirut – Presiden Lebanon, Michel Aoun, mengatakan dia siap untuk melakukan dialog dengan warga pengunjuk rasa untuk menyelamatkan negara dari kekacauan.
Dia mengatakan ini menyusul unjuk rasa besar-besaran masyarakat terkait krisis ekonomi yang berlangsung.
Asosiasi bank Lebanon mengatakan kantor-kantor bank akan terus tutup pada Jumat, 25 Oktober 2019, atau penutupan hari ketujuh karena kekhawatiran gangguan keamanan.
“Saya siap menemui perwakilan Anda, yang membawa keprihatinan Anda, dan mendengarkan tuntutan spesifik Anda,” kata Aoun seperti dilansir Reuters pada Kamis, 24 Oktober 2019.
Aoun juga menyebut korupsi telah menjadi masalah di negara ini.
“Aoun berjanji melawan korupsi yang telah memakan negara hingga ke tulang dan menjanjikan pemrotes bahwa teriakan mereka tidak akan sia-sia,” begitu dilansir Reuters.
Aoun juga mengindikasikan siap merombak kabinet untuk bisa memenuhi tuntutan warga. “Ada kebutuhan untuk mengkaji ulang pemerintahan saat ini,”n kata dia.
Aoun berjanji akan membahas tuntutan warga tanpa perlu terjadinya kekacauan. Dia mengaku menginginkan dialog konstruktif dan mendapatkan hasil terbaik.
Demonstrasi besar-besaran di Lebanon berlangsung relatif damai. Warga turun ke jalan dan memblokir jalan-jalan. Tentara mengatakan akan membuka blokir jalan namun berjanji tidak akan menggunakan kekerasan. Sekolah masih tutup.
Alarabiya melansir unjuk rasa di Lebanon ini sempat membuat macet jalan di berbagai lokasi di Beirut dan membuat seorang ibu dan anaknya yang masih balita terjebak. Demonstran lalu menyanyikan lagu anak-anak Baby Shark untuk menghibur si anak agar tidak menangis. Orang tuan anak itu merekam peristiwa ini dan mengunggahnya ke Twitter sehingga menjadi viral.