TEMPO.CO, Santiago – Otoritas transportasi Cile menutup layanan kereta api karena terjadi kerusuhan massal akibat kenaikan harga tiket .
Otoritas menaikkan harga tiket kereta api dari 800 peso menjadi 830 peso atau sekitar Rp16.300. Padahal, harga tiket sudah naik sejak Januari 2019 sebanyak 20 peso. Satu peso setara Rp20.
Upaya menolak kenaikan harga tiket telah terjadi selama beberapa hari dan diorganisasi lewat sosial media.
“Tapi aksi protes meningkat drastis pada Jumat kemarin,” begitu dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 19 Oktober 2019.
Kemarahan warga Cile melonjak akibat pelemahan ekonomi seiring menguatnya desakan pemerintah melakukan reformasi undang-undang tenaga kerja, pajak dan sistem pensiun.
“Serangan terhadap stasiun kereta api memaksa otoritas menutup semua sistem subway atau kereta bawah tanah, yang menjadi kunci transportasi publik di ibu kota penuh polusi dan padat ini,” begitu dilansir Channel News Asia.
Layanan subway ini bisa membawa sekitar tiga juta penumpang sehari.
“Seluruh jaringan kereta api bawah tanah di tutup karena kerusuhan dan perusakan mengganggu keamanan penumpang dan para pekerja,” begitu pernyataan dari otoritas metro. Aksi perusakan itu terjadi di 164 stasiun dan merusak pintu masuk berputar turnstiles.
Layanan kereta api Santiago Metro, yang melayani rute sejauh 140 kilometer, merupakan yang terbesar dan paling moderen di Amerika Latin. Layanan di Cile ini tutup dan baru akan buka pada pekan depan.