TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump memuji Presiden Recep Tayyip Erdogan setelah sepakat gencatan senjata selama lima hari di timur laut Suriah.
"Saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan Turki. Mereka melakukan hal yang benar dan saya sangat menghormati presiden," kata Trump kepada wartawan di negara bagian Texas, seperti dikutip dari Hurriyet, 18 Oktober 2019.
Pernyataannya itu disampaikan tak lama setelah Ankara setuju dengan Washington untuk menghentikan Operation Peace Spring selama lima hari untuk memberi milisi YPG / PKK meninggalkan wilayah tersebut.
"Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih dan memberi selamat kepada Presiden Erdogan. Dia adalah teman saya dan saya senang kita tidak memiliki masalah," katanya. "Terus terang, dia adalah neraka seorang pemimpin, dia adalah pria yang tangguh, pria yang kuat."
Trump juga memuji militer Turki, dengan mengatakan Turki memiliki kekuatan militer yang besar. "Turki adalah teman kita, tetangga kita, dan anggota NATO," kata Trump.
Baca Juga:
Menurut pernyataan bersama dari kementerian luar negeri Turki, operasi itu akan dihentikan ketika penarikan teroris YPG, cabang Suriah dari kelompok teror PKK, selesai.
Sebuah surat 9 Oktober dari Presiden AS Donald Trump kepada Presiden Turki Presiden Turki Tayyip Erdogan memperingatkan Erdogan tentang kebijakan militer Turki dan rakyat Kurdi di Suriah, dirilis oleh Gedung Putih di Washington, AS 16 Oktober 2019. [Gedung Putih / Selebaran melalui Reuters]
Kesepakatan tercapai setelah perundingan antara Presiden Erdogan dengan Wapres AS Mike Pence di Ankara pada Kamis. Menurut laporan New York Times, kesepakatan ini terjadi setelah hampir lima jam perundingan di Ankara, Turki. Pence memuji perjanjian itu sebagai kemenangan diplomatik bagi Presiden Trump, menyebutnya sebagai solusi yang akan menyelamatkan banyak nyawa.
Namun Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, menolak istilah gencatan senjata dan mengatakan itu hanya jeda untuk operasi militer Turki. Dia menambahkan bahwa sebagai hasil dari kepemimpinan terampil Presiden Erdogan, Turki mendapatkan apa yang diinginkan.
Perundingan sempat ternoda dengan pengungkapan surat Donald Trump kepada Erdogan tertanggal 9 Oktober, yang mengancam Erdogan dengan sanksi ekonomi jika menyerang Suriah dan menasihatinya agar tidak menjadi "rang bodoh".
Erdogan dilaporkan marah dan membuang surat dari Presiden AS Donald Trump ke tempat sampah. Middle East Eye melaporkan, menurut pejabat Turki dengan identitas anonim mengatakan, Erdogan menanggapi surat Trump dengan operasi militer ke Suriah.