TEMPO.CO, Jakarta - Para pelayat dibuat terkejut dengan lelucon Shay Bradley, seorang pria Irlandia di hari pemakamannya sendiri di Dublin pada Kamis, 12 Oktober 2019. Bradley menghadirkan sedikit humor untuk mengerjai teman-teman dan keluarga yang hadir di pemakaman.
Bradley sendiri dinyatakan meninggal pada 8 Oktober 2019 karena kanker yang dideritanya selama tiga tahun terakhir. Sebelum meninggal Bradley sempat merekam suaranya tahun lalu dan meminta putra sulungnya untuk memutarnya kembali tepat di hari pemakamannya.
"Biarkan aku keluar. Apakah yang kudengar itu seorang pendeta? Ini aku Shay, aku berada dalam peti," suara Bradley terdengar dari rekaman tersebut.
"Halo? Halo? Biarkan aku keluar! Sial, di mana aku?" kata pesan yang direkam sebelumnya dari Bradley.
"Biarkan aku keluar! Di sini gelap sekali!" dia melanjutkan.
"Apakah itu pendeta yang bisa kudengar?" katanya. "Ini Shay. Aku di dalam kotak. Tidak, di depanmu. Aku sudah mati."
Dikutip dari Insider, Bradley kemudian mulai bernyanyi, "Halo lagi, halo. Saya baru saja memanggil untuk mengucapkan selamat tinggal."
Funeral in dublin yesterday he's alive pic.twitter.com/j18uFJ5aA4
— Lfcgigiddy1122 (@lfcgigiddy1122) October 13, 2019
Rekaman video yang sempat dibagikan oleh Andrea Bradley, putrinya menunjukkan ekspresi terkejut dari semua orang yang hadir di pemakaman hari itu sebelum akhirnya mereka sadar itu adalah lelucon dan mulai tertawa.
Andrea kepada HuffPost mengatakan bahwa tidak ada yang mengetahui rencana rekaman ayahnya selain Jonathan, saudaranya dan Ben, keponakannya.
"Dia ingin memastikan ibuku akan tertawa ketika meninggalkan pemakaman, tidak menangis. Dan dia melakukan hal itu, kata Andrea seperti dikutip NDTV, 18 Oktober 2019.
Melalui akun Twitter @Andrea36496119, ia membagikan foto "sang legenda" dimana ratusan orang menyampaikan belasungkawa dan memuji selera humor yang dimiliki oleh ayahnya. "Lelucon ini adalah satu dari sekian banyak, sama seperti ayahku," tambah Andrea.
Dia mengatakan bahwa ayahnya merekam audio sekitar setahun yang lalu dan hanya saudara lelakinya dan keponakannya yang tahu. Beberapa hari sebelum pemakaman, saudara lelakinya memberi tahu saudara-saudaranya yang lain dan ibu mereka tentang lelucon itu.
"Dia ingin memastikan ibuku akan tertawa meninggalkan kuburan, tidak menangis," kata Andrea Bradley kepada HuffPost, seraya menambahkan bahwa orangtuanya menikah selama 43 tahun.
Dia mengatakan rekaman lelucon di pemakaman ayahnya adalah cara mendiang mengatakan bahwa perpisahan tidak harus berakhir dengan kesedihan, tetapi juga bisa merayakannya dengan senyuman.
KANIA SUKU | HUFFINGTON POST | NDTV | MIRROR | INSIDER