TEMPO.CO, Jakarta - Australia menolak turis Vietnam karena membawa 10 kilogram daging babi mentah, makanan laut, burung puyuh, telur, dan bahan makanan mentah lain saat tiba di bandara Sydney.
Penolakan ini merupakan peraturan biosekuriti baru Australia yang lebih ketat, untuk mencegah penyebaran flu babi Afrika yang telah menghantam industri daging babi AUS$ 5,4 miliar.
Menurut laporan Reuters, 17 Oktober 2019, perempuan berusia 45 tahun dihentikan pada Sabtu kemarin setelah terbang masuk ke Sydney dengan 4,6 kilogram daging babi dan jumlah yang lebih kecil dari daging burung puyuh, cumi-cumi, telur mentah dan bawang putih di dalam kopernya, kata pihak berwenang.
Daripada memungut denda karena tidak menuliskan manifes barang-barang yang dibawanya, petugas imigrasi memerintahkan perempuan itu untuk kembali ke Vietnam, menjadikannya orang pertama yang ditolak masuk ke Australia di bawah hukum biosekuriti baru yang lebih keras. Dia akan diizinkan kembali mengunjungi Australia dalam tiga tahun.
"Di tengah-tengah potensi penyebaran penyakit hewan terbesar di dunia, maka muncul kepercayaan bahwa seseorang akan dengan sengaja berusaha membawa daging babi melewati perbatasan kita," kata Menteri Pertanian Bridget McKenzie, merujuk pada wabah flu babi Afrika.
"Penumpang, seorang perempuan berusia 45 tahun dari Vietnam, dibatalkan visanya karena gagal menyatakan manifes persediaan makanan yang disembunyikan di dalam kopernya, termasuk lebih dari 4,5 kilogram daging babi," kata Menteri Pertanian Bridget McKenzie seperti dikutip dari CNN.
Perempuan itu terbang dengan 4,5 kilogram daging babi dan bahan makanan mentah lain ke Australia.[Australia Border Force/CNN]
Di masa lalu Australia pernah diserang hama dan penyakit karena ekosistemnya tidak memiliki perlindungan terhadap penyakit, sehingga Australia memiliki batasan besar terkait barang yang boleh dibawa wisatawan.
Pada 2016, aktor Johnny Depp dan Amber Heard membuat video permintaan maaf setelah mereka kedapatan menyelundupkan dua anjing terrier Yorkshire mereka ke Australia.
Pemeriksaan biosekuriti telah meningkat di tengah wabah flu babi Afrika di banyak bagian dunia, di mana untuk Cina saja telah kehilangan lebih dari 100 juta babi dan menghancurkan pasar daging babi terbesar di dunia.
"Seperempat babi dunia akan mati pada akhir tahun ini dari demam babi Afrika yang membunuh sekitar 80% dari babi yang terinfeksi dan tidak ada vaksin atau obatnya," kata McKenzie awal bulan ini, setelah penyakit terdeteksi di Timor Timur, kurang dari 700 kilometer dari pantai utara Australia.
McKenzie mengatakan sejak itu, petugas telah meningkatkan pemeriksaan perbatasan, dan telah menyita 100 kilogram produk daging babi ilegal per minggu. Antara 5 November 2018 dan 31 Agustus 2019, 27 ton lebih daging babi dicegat pada penumpang pesawat yang memasuki Australia.