TEMPO.CO, Jakarta - ABC News meminta maaf pada Senin kemarin setelah keliru menayangkan video invasi Turki ke Suriah, yang ternyata lapangan tembak di Kentucky.
"Kami telah merekam video yang ditayangkan di 'World News Tonight Sunday' dan 'Good Morning America' pagi ini yang tampaknya berasal dari perbatasan Suriah segera setelah pertanyaan diajukan tentang keakuratannya. ABC News menyesali kesalahannya," tulis permintaan maaf ABC seperti dilaporkan New York Times, 14 Oktober 2019.
Seorang wakil untuk ABC News menolak berkomentar tentang bagaimana kesalahan tayang itu terjadi.
Video yang menyertai laporan tentang pengeboman menunjukkan ledakan dan asap terlihat di kegelapan. Tom Llamas, seorang pembawa acara "World News Tonight" dari ABC News berbicara tentang rekaman video tersebut.
"Video ini menunjukkan pengeboman militer Turki Kurdi di kota perbatasan Suriah," kata Llamas, dalam laporan yang ditayangkan ulang di YouTube.
Namun sejumlah orang di media sosial menyebut bahwa video tersebut sangat mirip dengan video yang diunggah ke YouTube pada April 2017 dengan Judul "Knob Creek night shoot 2017". Video tersebut mengacu pada acara senapan mesin malam yang diadakan oleh Knob Creek Gun Range di Kentucky.
Seorang karyawan lapangan tembak yang enggan disebut namanya, pada hari Senin mengatakan bahwa dia tidak yakin siapa yang merekam video. Tetapi dia mengatakan dia mengakui video telah diambil di fasilitas latihan tembaknya.
Presiden Donald Trump juga menanggapi kekeliruan ABC News di Twitter, dengan mengejek ABC News menyiarkan rekaman palsu. Trump bahkan menyinggung skandalnya terkait Ukraina.
"Mereka tertangkap menggunakan rekaman PALSU mengerikan dari pemboman Turki di Suriah. Aib nyata. Besok mereka akan mengajukan pertanyaan softball kepada putra Sleepy Joe Biden, Hunter, seperti mengapa Ukraina & Cina membayar Anda jutaan dolar saat Anda tidak tahu apa-apa? Suap?" tulis Trump.
A big scandal at @ABC News. They got caught using really gruesome FAKE footage of the Turks bombing in Syria. A real disgrace. Tomorrow they will ask softball questions to Sleepy Joe Biden’s son, Hunter, like why did Ukraine & China pay you millions when you knew nothing? Payoff?
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) October 15, 2019
Organisasi berita memiliki berbagai sistem untuk memeriksa rekaman untuk memverifikasi keaslian. Claire Wardle, direktur eksekutif First Draft, sebuah organisasi yang memerangi disinformasi online, mengatakan bahwa situasi semacam ini bisa dicegah dengan cara relatif mudah dengan menggunakan alat seperti pencarian gambar terbalik.
"ABC memiliki tim yang sangat bagus yang melakukan pekerjaan ini. Tapi saya berasumsi bahwa pada hari Minggu, ketika mereka mungkin kekurangan staf, mereka gagal melakukan pemeriksaan verifikasi yang diperlukan, dan di bawah tekanan yang datang dengan berita, video ini berhasil lolos," katanya.
Kesalahan penayangan ABC terjadi satu minggu setelah Presiden Trump berjanji untuk membersihkan jalan bagi invasi Turki ke Suriah utara, membuat sekutu Kurdi di Suriah merasa dikhianati.