TEMPO.CO, Jakarta - Aaron Dean, mantan perwira polisi di Forth Worth, Texas, Amerika Serikat, melakukan penembakan fatal pada Atatiana Jefferson, seorang warga Forth Worth. Kasus ini menjadi sorotan luas karena Dean adalah seorang anggota kepolisian berkulit putih dan Jefferson merupakan perempuan kulit hitam, dimana penembakan ini disaksikan pula oleh keponakan Jefferson yang berusia 8 tahun.
Insiden penembakan ini terjadi pada Sabtu dini hari, 12 Oktober 2019, sekitar pukul 02.30 di rumah Jefferson. Dean mendapat telepon dari tetangga Jefferson kalau pintu depan rumah perempuan itu terbuka.
Bersama rekannya, Dean lalu mendatangi rumah korban. Belum diketahui apa yang mendorong Dean melepaskan satu tembakan fatal ke dalam rumah Jefferson hingga menewaskannya.
Kesalahan ini membuat Dean, ditangkap dan didakwa pada Senin, 14 Oktober 2019, dengan kasus pembunuhan. Saat ini ia sudah berada di penjara wilayah Tarrant, Texas.
The family of Atatiana Jefferson is relieved that Aaron Dean has been arrested & charged with murder. We need to see this through to a vigorous prosecution & appropriate sentencing. The City of Fort Worth has much work to do to reform a brutal culture of policing. pic.twitter.com/IG1nZLo1T5
— S. Lee Merritt, Esq. (@MeritLaw) October 15, 2019
Kepala Polisi Sementara, Ed Kraus, menjelaskan Dean terancam akan dipecat untuk perbuatannya. Namun, sebelum sempat terealisasi ia telah lebih dahulu mengundurkan diri, pada Senin,14 Oktober bersamaan dengan putusan dakwaannya.
Namun, sebelum resmi mengundurkan diri, Dean telah menerima laporan pengaduan administratif tertulis pada hari Minggu, 13 Oktober 2019. Dalam pengaduan itu, Dean dilucuti lencana dan senjata api.
“Seandainya dia (Dean) tidak mengundurkan diri, saya akan memecatnya karena melanggar beberapa kebijakan,” kata Kraus.
Kendati sudah mengundurkan diri sebagai anggota polisi, Dean tetap harus menghadapi tuntutan pidana. Keluarga korban telah menyerukan penyelidikan federal dan meminta agar Dean segera divonis.
Pengacara keluarga Jefferson, Lee Merrit, mengungkapkan keluarga korban kini lega pelaku telah ditangkap dan didakwa dengan pembunuhan.
“Dia memang mendapatkan apa yang saya inginkan, namun ini baru permulaan”, kata Adarius Carr, saudara lelaki Jefferson.
Kasus ini sendiri telah diserahkan ke Biro Investigasi Federal untuk dievaluasi apakah tindakan Dean melanggar hak-hak sipil.
Rekaman sebuah video memperlihatkan Dean dan seorang rekannya mendekati rumah Jefferson dengan menggunakan senter. Kedua petugas kepolisian itu tidak mengetuk pintu depan, sebaliknya langsung bergerak ke halaman belakang hingga terdengar letusan tembakan.
Kepolisian Texas pada akhir pekan lalu telah merilis foto yang menunjukkan adanya senjata api di dalam rumah Jefferson. Namun hal itu dikritik para pemimpin masyarakat dengan mengatakan hal tersebut sama saja dengan menyalahkan Jefferson atas kematiannya.
Belum diketahui apakah Jefferson memegang pistol pada saat kejadian. Akan tetapi, senjata yang diduga milik Jefferson tersebut ditemukan “tepat di dalam jendela”.