TEMPO.CO, Jakarta - 60 ribu lebih warga telah mengingsi di kamp-kamp Suriah timur laut menyusul serangan militer Turki sejak serangan Rabu kemarin.
International Rescue Committee (IRC) mencatat dalam 24 jam terakhir sudah ada 64.000 lebih warga melarikan diri dari rumah mereka di timur laut Suriah, seperti dilaporkan CNN, 11 Oktober 2019.
"Jika serangan terus berlanjut, mungkin total ada 300.000 orang yang dipindahkan ke kamp-kamp yang sudah terlalu padat dan kota-kota masih pulih dari perang melawan ISIS," kata Misty Buswell, direktur komunikasi IRC untuk Timur Tengah.
Serangan Turki terhadap Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh milisi Kurdi YPG, dimulai beberapa hari setelah Trump menarik pasukan AS di wilayah tersebut. Trump menarik mundur pasukan setelah panggilan telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan, membuka salah satu front baru terbesar dalam beberapa tahun perang sipil Suriah.
"Kami memiliki satu dari tiga pilihan: Kirim ribuan pasukan dan menangkan secara militer, pukul Turki sangat keras secara finansial dan dengan Sanksi, atau menengahi kesepakatan antara Turki dan Kurdi!" Kata Trump di Twitter pada Kamis, seperti dikutip dari Reuters.
"Saya harap kita bisa menengahi," kata Trump ketika ditanya tentang opsi oleh wartawan di Gedung Putih.
Tanpa merinci, Trump mengatakan Amerika Serikat akan mungkin melakukan sesuatu yang sangat, sangat keras sehubungan dengan sanksi dan hal-hal keuangan lainnya terhadap Turki.
SDF telah menjadi sekutu utama pasukan AS di Suriah dalam pertempuran melawan ISIS sejak 2014. Mereka telah menahan ribuan milisi ISIS yang ditangkap beserta kerabat mereka.
Pasukan SDF masih mengendalikan semua penjara dengan tawanan ISIS, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada Kamis.
Amerika Serikat telah menerima komitmen tingkat tinggi dari Turki untuk mengambil tanggung jawab atas tawanan ISIS tetapi belum melakukan diskusi terperinci, kata pejabat itu.
Asap mengepul dari kota perbatasan Suriah Ras al-Ain seperti yang terlihat dari kota Turki Ceylanpinar di provinsi Sanliurfa, Turki, 9 Oktober 2019. [REUTERS / Stringer]
SDF mengatakan serangan udara dan penembakan Turki juga menewaskan sembilan warga sipil. Dalam pembalasan yang terlihat jelas oleh pasukan pimpinan Kurdi, enam orang termasuk seorang bayi berusia 9 bulan tewas oleh mortir dan tembakan roket ke kota-kota perbatasan Turki, kata para pejabat di Turki tenggara.
Kota-kota Ras al-Ain dan Darbasiya, sekitar 60 km, sebagian besar telah ditinggalkan.
Observatorium konflik mengatakan pasukan Turki telah merebut dua desa di dekat Ras al-Ain dan lima di dekat kota Tel Abyad, sementara juru bicara pasukan pemberontak Suriah mengatakan kota-kota itu dikepung setelah para milisi Kurdi merebut desa-desa di sekitar mereka.
Menurut seorang pejabat senior keamanan Turki, angkatan bersenjata menyerang depot senjata dan amunisi, posisi senapan dan penembak jitu, terowongan dan pangkalan militer.
Jet terbang operasi hingga 30 km ke Suriah, batas yang menteri luar negeri Turki sebut tidak akan dilewati oleh pasukan Turki.