TEMPO.CO, Jakarta - Liga Arab akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Sabtu, untuk membahas serangan Turki ke Suriah.
Kementerian luar negeri Mesir, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, mengutuk agresi Turki di wilayah Suriah. "Serangan itu merupakan serangan terang-terangan dan tidak dapat diterima pada kedaulatan negara persaudaraan Arab," tulis pernyataan Mesir seperti dikutip dari Reuters, 10 Oktober 2019.
Turki melancarkan operasi militer terhadap milisi Kurdi di timur laut Suriah pada hari Rabu hanya beberapa hari setelah pasukan AS mundur dari daerah itu.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan tujuannya adalah untuk menghilangkan apa yang disebutnya "koridor teror" di perbatasan selatan Turki, tetapi negara-negara Eropa meminta Ankara untuk menghentikan operasi militer.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi membahas serangan Turki dengan rekannya dari Irak Barham Salih melalui telepon pada hari Rabu, kata juru bicara kepresidenan Mesir Bassam Rady, menurut Akhbar Elyom yang dikelola pemerintah.
"Agresi Turki...merupakan perkembangan berbahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional dan memperburuk situasi krisis di kawasan ini," kata Rady.
Militer Turki menembakan peluncur multi-roket ke wilayah Suriah pada 9 Oktober 2019. Turki meluncurkan serangan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Kurdi di Suriah timur laut. Turkish Defence Ministry/Handout/via REUTERS
Turki telah siap memasuki Suriah timur laut sejak pasukan AS, yang telah bertempur dengan pasukan pimpinan Kurdi melawan ISIS, setelah Presiden AS Donald Trump secara mendadak menarik pasukan dari Suriah timur laut. Ini membuka peluang Turki melancarkan operasi militer.
Kementerian luar negeri Mesir, dalam pernyataannya, "memperingatkan dampak langkah Turki pada persatuan dan integritas teritorial Suriah."
Liga Arab, yang mengelompokkan 22 negara termasuk Mesir, Irak, dan Arab Saudi, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa pertemuan Sabtu akan diadakan di tingkat menteri untuk membahas agresi Turki di wilayah Suriah.
"Ini merupakan serangan yang tidak dapat diterima terhadap kedaulatan negara anggota Liga Arab," kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki.
Sementara Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres mengatakan setiap operasi militer harus sepenuhnya menghormati Piagam PBB dan hukum humaniter internasional. "Warga sipil dan infrastruktur sipil harus dilindungi. Sekretaris jenderal percaya bahwa tidak ada solusi militer untuk konflik Suriah," kata juru bicara Farhan Haq.