TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kanselir Jerman, Angle Merkel, menyuarakan kemarahan atas serangan penembakan sinagoga di Kota Halle, Jerman Timur, pada Rabu, 9 Oktober 2019. Serangan itu terjadi saat umat Yahudi sedang merayakan Yom Kippur, hari paling suci di tahun Yahudi.
Pelaku yang diidentifikasi bernama Stephan B, 27 tahun, dengan bersenjata berat melepaskan tembakan ke pejalan kaki setelah gagal memasuki area sinagoga. Dua korban tewas ditempat dan dua korban mengalami luka kritis. Pelaku sudah ditahan polisi Jerman.
“Kita harus menentang segala bentuk anti-Semitisme,” kata Juru bicara Kanselir Markel lewat Twitter
Kanselir Merkel mendatangi sinagoga tersebut dan di luar sinagoga sudah berkumpul sekitar 200 orang. Beberapa ada yang memegang bendera Israel dan lilin.
Polisi berjaga pasca-penyerangan sebuah sinagoge di Halle, Jerman, Rabu, 9 Oktober 2019. Serangan ini mengingatkan akan aksi teror di masjid Christchurch, Selandia Baru, Maret 2019 silam. REUTERS/Marvin Gaul.
Rifat Tekin, saksi mata yang bekerja di otlet kebab Halle mengatakan, ia sedang membuat kebab untuk dua pekerja konstruksi ketika seorang pelaku melempar bahan peledak ke restoran sebelum melepaskan tembakkan.
“Dia sangat tenang, seperti seorang profesional. Dia tidak mengatakan apa-apa. Dia terus datang dan menembak dan aku bersembunti di balik meja salad,” kata Tekin kepada N-Tv.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan lewat unggahan di Twitter. Dia menulis serangan teroris pada komunitas Halle adalah tanda anti-semitisme telah tumbuh di Eropa dan pihak bewenang Jerman harus melawan fenomena ini.
Anti-semitisme adalah masalah yang sangat sensitive di Jerman, dimana selama Perang Dunia II tentara Nazi diduga bertanggung jawab atas pembantaian terhadap enam juta orang Yahudi atau yang dikenal peristiwa Holocaust. Sekitar 200 ribu pemeluk Yahudi saat ini tinggal di Jerman yang penduduk sekitar 83 juta jiwa tersebut.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer mengatakan serangan penembakan itu adalah anti-Semit. Dia menambahkan, menurut kantor kejaksaan federal Jerman, ada cukup indikasi kemungkinan penembakan itu motif ekstremis sayap kanan.
KANIA SUKU - REUTERS