TEMPO.CO, Jakarta - Mikayla Stutchberry, perempuan asal Australia, nyaris mengalami kebutaan ketika prosedur tindakan filler bibir yang dilakukannya, salah. Hal ini membuat bibirnya jadi menyembul seperti mau meletus.
Dikutip dari mirror.co.uk, Rabu, 9 Oktober 2019, Stutchberry awalnya ingin meniru teman-temannya dengan membuat bibirnya lebih sintal atau berisi. Dia lalu mengunjungi Klinik Lasers di Australia, namun yang terjadi bibirnya malah membengkak dan mulai sakit.
Dokter yang merawat mengatakan bibir Stutchberry telah disuntik di bagian arteri atau pembuluh darah bibir saat melakukan prosedur botok. Dokter bahkan menyebut Stutchberry cukup beruntung karena efeknya tidak seburuk yang mungkin bisa terjadi.
“Ada sebuah tindakan dimana saya merasa bibir melepuh dan tiba-tiba rasanya seperti meledak. Saya lalu menelan filler itu dan pingsan. Ketika Anda melihat film-film horor di TV, Anda mungkin berfikir itu tak pernah terjadi pada Anda, namun yang saya alami itu terjadi pada saya,” kata Stutchberry.
Mikayla Stutchbery nyaris buta karena prosedur filler untuk membuat bibirnya lebih berisi, salah. Sumber: A Current Affair/mirror.co.uk
Baca Juga:
Stutchberry menceritakan, dokter mengatakan padanya kalau bibirnya terinfeksi dan mulai alergi dengan antibiotik yang dia beli. Kesalahan prosedur fillier bibir ini telah membuat Stutchberry tak bisa bekerja selama dua pekan hingga dia akhirnya kehilangan pekerjaannya.
Menurut Mark Ashton, mantan Presiden Masyarakat Bedah Plastik Australia, Stutchberry sebetulnya cukup beruntung. Dia melihat Stutchberry kemungkinan telah mengalami suntik filler di sejumlah bagian pembuluh darah di bibir bagian atas. Filler itu lalu menyebabkan kematian jaringan tissue. Filler yang disuntikkan itu bisa saja bergerak ke area wajah, lalu hidung dan kedua matanya yang dampaknya bisa membuat matanya tiba-tiba tak bisa melihat (buta).
Menanggapi kondisi yang terjadi pada Stutchberry, Klinik Lasers menyangkal telah melakukan kesalahan dan menolak semua tuduhan Stutchberry yang diarahkan pada klinik itu. Klinik berkeras, tidak ada bukti medis kalau perawatan Klinik Lasers menyebabkan infeksi.