TEMPO.CO, Kairo - Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mengatakan ada upaya untuk membangun kecurigaan di masyarakat terhadap pemerintah.
Ini dilakukan pihak tertentu untuk menggambarkan pemerintah sebagai musuh masyarakat.
Baca Juga:
Pada saat yang sama, usaha ini dilakukan institusi eksternal untuk menggambarkan dirinya sebagai benteng dan pelindung.
“Dalam perang itu, yang menggunakan metode penipuan, kebohongan dan rumor, kemenangan tergantung pada kesadaran setiap warga negara,” kata Sisi dalam pidato ulang tahun Mesir ke 46 pada Ahad, 6 Oktober 2019.
Sisi, yang sedang menghadapi unjuk rasa besar-besaran warga karena kondisi ekonomi yang memburuk, meyakini masyarakat bersatu menghadapi semua masalah.
“Saya yakin bisa memenangkan perang itu. Saya yakin rakyat Mesir bisa membedakan antara kebenaran dan kebohongan dan rakyat akan merasa lelah dengan semua kebohongan dan penipuan,” kata dia.
Menurut Sisi, Mesir akan tetap menjadi Tanah Air yang bisa mengalahkan semua musuh-musuhnya. “Meskipun ada beragam bentuk perang dan metodenya,” kata Sisi.
Seperti dilansir NY Times, polisi Mesir menangkapi ribuan orang untuk meredam demonstrasi menuntut Sisi mundur dari posisi Presiden. Sebut saja sekelompok remaja yang ditangkap untuk membeli seragam sekolah baru. Delapan orang yang ditangkap ketika makan di gerobak pinggir jalan. Dan auditor keuangan berusia 28 tahun diberhentikan polisi ketika hendak menuju mobil sehabis makan malam.