TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Studi Islam Kerajaan Yordania (MABD) memasukkan lagi Presiden RI Joko Widodo sebagai tokoh Islam yang berpengaruh 2019. Sejak 2014 Presiden Jokowi selalu masuk 20 besar pemimpin bepengaruh MABDA.
MABDA adalah sebuah lembaga penelitian independen yang berafiliasi dengan Institut pemikiran Islam Aal al-Bayt, Yodania. Aal al-Bayt adalah sebuah lembaga internasional yang bukan milik pemerintah dan fokus tentang pemikiran Islam. Lembaga independen Aal al-Bayt berkantor pusat di ibu kota Amman, Yordania.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi saat menghadiri Sidang Paripurna Pelantikan Anggota DPR/DPD/MPR periode 2019-2024 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 1 Oktober 2019. TEMPO/M Taufan Rengganis
Dikutip dari themuslim500.com, Presiden Jokowi berada di urutan ke-16 dalam daftar tokoh Islam yang berpengaruh 2019. Jokowi dalam situs itu dituliskan sebagai politikus yang bersih dan sukses.
Sebelum memimpin Jakarta pada September 2012 sebagai Gubernur, Jokowi adalah Wali Kota Surakarta. Ketika menjadi Wali Kota itu, Jokowi dinilai sukses menjalin hubungan dengan para konstituennya. Dia juga fokus mempromosikan Surakarta sebagai kota pusat budaya Jawa, mengembangkan sistem transportasi umum di sana, membangun pusat kesehatan dan menjalin hubungan dengan komunitas bisnis disana.
Jokowi memiliki reputasi sebagai politikus yang bersih, tidak melakukan korupsi dan nepotisme yang umumnya menjadi wabah para politikus.
Saat menjadi Gubernur Jakarta, Jokowi membuat perubahan atau reformasi yang berarti di bidang pendidikan, transportasi umum, pembenahan pedagang kaki lima dan pasar-pasar tradisional. Dia juga menerapkan pengendalian banjir.
Presiden Jokowi terkenal sebagai politikus yang suka melakukan sidak atau blusukan mengunjungi masyarakat lokal dan mendengar langsung keluh-kesah mereka. Hal ini membuatnya bisa langsung menyasar segala permasalahan yang menjadi kekhawatiran dan kritik masyarakat. Blusukan juga membuat Jokowi bisa mengembangkan sebuah hubungan personal yang kuat antar dia dan masyarakat.
Kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum sesuai dengan yang diharapkan, namun investasi di bidang infrastruktur dan layanan sosial memastikan Presiden Jokowi masih mendapat dukungan sebagian besar masyarakat Indonesia. Jokowi juga dipandang sebagai pemimpin yang jujur berkaca pada kesuksesan penyelenggaraan ASEAN Games 2018 di Jakarta.