TEMPO.CO, Jakarta - India meluncurkan program ambisus untuk memenuhi kebutuhan kakus atau toilet bagi setengah 1,3 miliar penduduknya dalam lima tahun.
Dan minggu lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi akhirnya menyatakan India bebas dari buang air besar sembarangan, ketika orang-orang buang air di ladang, semak-semak, hutan, badan air, atau ruang terbuka lainnya, daripada menggunakan kakus.
"Dunia kagum bahwa kakus telah disediakan untuk lebih dari 600 juta orang dalam 60 bulan, membangun lebih dari 110 juta kakus," kata Modi pada hari Rabu, peringatan 150 tahun kelahiran Mahatma Gandhi, seperti dikutip dari CNN, 6 Oktober 2019.
"Tidak ada yang siap untuk percaya sebelumnya bahwa India akan menjadi bebas dari buang air besar sembarangan dalam waktu singkat. Sekarang, ini adalah kenyataan," tambahnya.
Modi meluncurkan proyek, bagian dari kampanye andalannya Swachh Bharat (Clean India), pada tahun 2014, dalam upaya untuk menghilangkan buang air besar di tempat umum pada tahun 2019. Jika angka-angka pemerintah benar, itu akan menandai pencapaian besar. Tetapi para ahli mengatakan statistik itu tidak tepat, dan bahwa buang air besar sembarangan belum hilang di negara ini.
Perempuan berjalan di rel kereta api di daerah di mana orang-orang biasanya buang air besar di tempat terbuka, di dekat stasiun kereta api Nizamuddin di New Delhi pada 27 September 2019.[CNN]
Nazar Khalid, peneliti di Institut Penelitian untuk Pengasih Ekonomi (RICE), mengatakan pemerintah terlalu fokus pada pembangunan kakus dan gagal memastikan orang benar-benar menggunakannya. Pemerintah juga tidak memastikan kakus baru dirawat dengan baik, tambahnya, dengan pembuangan limbah yang benar.
Menurut UNICEF, India memiliki jumlah orang terbanyak di dunia, sekitar 620 juta, yang buang air besar di tempat terbuka, dengan sebagian besar di daerah pedesaan.
Buang air besar di tempat terbuka berbahaya bagi kesehatan masyarakat, terutama bagi anak-anak yang berisiko terkena penyakit yang berpotensi mematikan seperti diare. Menurut UNICEF, kontaminasi tinja dan sanitasi yang buruk adalah penyebab utama kematian anak, penyakit, kurang gizi dan terhambatnya pertumbuhan. Buang air besar juga membuat perempuan dan anak perempuan terancam bahaya serangan fisik dan pemerkosaan, dan mereka sering harus menunggu sampai gelap untuk buang air besar.
WHO memperkirakan bahwa kampanye Modi Clean India dapat membantu mencegah kematian 300.000 orang akibat diare dan kekurangan gizi protein-energi antara 2014 dan Oktober ini.
Tidak adanya toilet dan fasilitas air yang memadai, serta kurangnya kesadaran tentang sanitasi dan kebersihan yang tepat, adalah alasan mengapa orang buang air besar di tempat terbuka. Tetapi sikap terhadap buang air besar di India adalah tantangan yang signifikan dalam menghilangkan praktik tersebut, dan banyak orang di daerah pedesaan India menganggap buang air besar di ruang terbuka lebih bersih daripada memiliki toilet atau kakus di dalam rumah.