TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hak Asasi Manusia Parlemen Irak mengatakan korban tewas dalam demonstrasi di Baghdad dan sejumlah kota lain meningkat menjadi 100 orang setelah memasuki hari kelima.
Menurut laporan Radio Free Europe/Radio Liberty, 5 Oktober 2019, hampir 4.0000 orang terluka sejak protes menuntut kurangnya lapangan kerja, buruknya layanan publik, dan korupsi yang merajalela.
Sedikitnya lima orang tewas ditembak mati oleh aparat keamanan di empat distrik ibu kota selama jam malam.
CNN melaporkan total korban tewas mencapai 93 orang dalam laporan 5 Oktober. Setidaknya 93 orang tewas dan 3.978 lainnya terluka dalam protes keras di seluruh Irak minggu ini, kata Ali Akram al-Bayati, seorang anggota Komisi Tinggi Independen untuk Hak Asasi Manusia Irak.
Pendemo berkumpul dalam demonstrasi selama jam malam, tiga hari setelah protes anti-pemerintah nasional berubah menjadi kekerasan, di Baghdad, Irak 4 Oktober 2019. [REUTERS / Alaa al-Marjani]
Di jalan-jalan Baghdad, polisi tampaknya mengincar pendemo individu. Jurnalis Reuters melaporkan melihat seorang tersungkur ke tanah setelah ditembak di kepala. Dia dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Di tempat lain, seorang kru televisi Reuters melihat seorang pria terluka parah oleh tembakan di leher setelah penembak jitu di atap rumah menembaki kerumunan. Penembakan sporadis bisa terdengar di Baghdad hingga larut malam.
Polisi menembak mati tiga orang yang berusaha menyerbu markas besar pemerintah provinsi di kota Diwaniya selatan, kata polisi dan petugas medis.
Pemerintah telah mematikan internet dan memperlambat penyebaran informasi korban jiwa di provinsi selatan.
Jumlah korban tewas terbaru datang sehari setelah ulama terkemuka Syiah Irak Muqtada Al-Sadr menyerukan agar pemerintah mengundurkan diri dan untuk pemilihan awal di bawah pengawasan PBB dalam menanggapi protes yang semakin intensif.
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada 4 Oktober sebelumnya, Perdana Menteri Adel Abdul-Mahdi bersumpah untuk merespons tuntutan pendemo, tetapi memperingatkan tidak ada solusi ajaib untuk masalah Irak.