TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta pemerintah Cina untuk menginvestigasi calon kandidat Partai Demokrat untuk pemilihan Presiden yaitu Joe Biden.
Trump melontarkan permintaan ini secara terbuka setelah sebelumnya permintaan serupa kepada Ukraina memicu dimulainya proses pemakzulan di DPR AS oleh Partai Demokrat.
"Dan Cina juga seharusnya memulai investigasi terhadap Biden dan putranya. Ini karena apa yang terjadi di Cina juga sama buruknya dengan yang terjadi di Ukraina,” kata Trump seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 4 Oktober 2019.
Trump mengatakan ini kepada wartawan saat dia hendak mengunjungi Florida. Dia mengatakan ini terkait bisnis migas yang dilakukan Hunter Biden di Ukraina, yang menurutnya juga terjadi di Cina.
Trump dan pengacaranya Rudy Giuliani telah menuding bekas wakil Presiden Biden, yang merupakan calon kandidat Presiden dari Partai Demokrat, telah membantu putranya Hunter Biden melakukan bisnis di Ukraina dan Cina. Namun, dia belum menunjukkan adanya bukti itu.
Pada pertengahan tahun ini, Trump telah menelpon Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, untuk menginvestigasi Biden dan putranya dengan dugaan terlibat korupsi. Ini karena Hunter Biden merupakan salah satu petinggi di sebuah perusahaan gas Ukraina.
Permintaan Trump ini terungkap lewat pengakuan seorang pembocor atau whistleblower. Ini memicu Ketua DPR, Nancy Pelosi, untuk mengumumkan dimulainya proses investigasi untuk pemakzulan resmi Trump pada pekan lalu.
Trump disebut pernah membekukan bantuan dana sekitar US$400 juta atau sekitar Rp5.7 triliun kepada Ukraina sesaat sebelum dia meminta bantuan Zelenskiy soal investigasi Biden.
Ini memunculkan spekulasi dari politisi Demokrat yang menuding Trump menyalahgunakan kebijakan luar negeri AS untuk kepentingan pribadi.
Proses pemakzulan di DPR AS ini memicu kemarahan Trump, yang pemerintahannya diwarnai investigasi federal selama dua tahun terkait intervensi Rusia untuk memenangkannya pada pemilu 2016.