TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pengawas media, Komite Perlindungan Wartawan (CPJ), menyerukan kepada otoritas Mesir agar segera membebaskan sejumlah wartawan Mesir yang ditahan. Diperkirakan ada enam wartawan yang ditangkap dan belum dibebaskan, tiga diantaranya adalah Alaa Abdelfattah, Nasser Abdelhafez dan Engi Abdel Wahab.
Penahanan wartawan itu setelah mereka memberitakan aksi protes menentang Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi. CPJ dalam keterangan tertulis mengatakan setidaknya enam wartawan ditahan sejak gelombang anti-pemerintah meletup pada 19 September 2019.
“Otoritas Mesir harus berhenti menahan para kuli tinta dengan dakwaan menyebarkan berita bohong atau bergabung dengan sbeuah kelompok terlarang. Dakwaan terhadap mereka tidak lebih dari pengecualian untuk menahan para wartawan atas peliputan yang mereka lakukan,” kata Koordinator Program CPJ untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, Sherif Mansour.
Para pengunjuk rasa di Kairo tengah pada hari Jumat, 20 September 2019. Banyak di antara mereka masih muda, pria kelas pekerja. [Abdallah Dalsh / Reuters]
Menurut Mansour, mengambil langkah untuk balas dendam pada jurnalis tidak akan membantu pemerintah Mesir saat ini yang sudah memiliki rekam jejak menentang media. Abdelfattah, Abdelhafez dan Wahab adalah tiga wartawan yang saat ini ditahan atas dakwaan telah mendukung kelompak terlarang di Mesir dan menyebarkan berita bohong.
Sebelumnya dalam keterangan 20 September 2019 lalu, Kepolisian Mesir telah menahan Abdelhafez, seorang seniman untuk rubrik kolom di surat kabar Akhbar Al-Youm. Dia dijebloskan ke penjara atas tuduhan telah mengambil foto saat unjuk rasa berlangsung di Tahrir Square.
Pada hari yang sama, Kepolisian Mesir juga menahan Wahab, seorang reporter surat kabar Al-Masry Al-Youm karena dia meliput aksi protes di ibu kota Kairo, Mesir. Beberapa hari kemudian, pengadilan dalam sidang praperadilan memerintahkan agar Wahab dan Abdelhafez di tahan selama 15 hari.