TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun metro atau kereta di Hong Kong dan jalan-jalan utama di sana pada Senin, 30 September 2019, mulai dibuka kembali setelah kekacauan unjuk rasa pada akhir pekan lalu. Dalam unjuk rasa itu, aparat kepolisian menembakkan water cannon, gas air mata dan peluru karet ke arah demonstran yang membakar ban dan melemparkan bom molotof ke luar gedung-gedung milik pemerintah Hong Kong.
Dikutip dari reuters.com, pembersihan besar-besaran dilakukan setelah sejumlah jalan, toko dan gedung-gedung di pusat keuangan Hong Kong dipenuhi grafitti, kaca-kaca jendela gedung-gedung pemerintahan diremuk massa dan beberapa batu trotoar tercabut dari tempatnya saat unjuk rasa pada Minggu, 29 September 2019.
Beberapa stasiun kereta bawah tanah di Hong Kong menjadi sasaran vandalisme dan jalanan kota dikotori puing-puing dari pecahan batu trotoar.
Dua aktivis demokrasi paling berpengaruh di Hong Kong Gregory Wong dan Ventus Lau, pada Senin, 30 September 2019, ditahan atas dugaan keterlibatan mereka dalam sejumlah unjuk rasa di Hong Kong. Kepolisian Hong Kong belum mengkonfirmasi penahanan mereka.
Menurut kelompok Pembela Hak-hak Sipil di Hong Kong atau CHRF, otoritas Hong Kong telah menolak menerbitkan izin unjuk rasa yang dijadwalkan dilakukan pada Selasa, 1 Oktober 2019 dari taman Victoria menuju Chater Road, tempat dimana terdapat sejumlah gedung-gedung pemerintahan. Penolakan penerbitan izin unjuk rasa itu dilakukan atas dasar kekhawatiran keamanan.
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam, di tengah memanasnya Hong Kong karena unjuk rasa, memutuskan menghadiri peringatan hari nasional Cina di ibu kota Beijing. Dia juga telah mengirimkan sejumlah undangan pada sejumlah pihak untuk menghadiri resepsi peringatan hari nasional Cina di Hong Kong pada Selasa, 1 Oktober 2019.
Keamanan diperketat di sekitar Convention Centre, tempat diselenggarakannya resepsi peringatan hari nasional Cina. Jalanan di sekitar Convention Centre ditutup dan kepolisian anti-huru-hara berjaga-jaga menyusul sejumlah jadwal unjuk rasa bakal dilakukan pada Selasa nanti. Para demonstran marah atas apa yang mereka lihat sebagai intervensi Beijing pada urusan-urusan Hong Kong.