TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 30 kepala negara dari berbagai belahan di dunia pada Senin, 30 September 2019, waktu setempat, akan berkumpul di ibu kota Paris, Prancis untuk memberikan penghormatan terakhir pada mantan Presiden Prancis Jacques Chirac, 86 tahun, sebelum dikebumikan. Diantara para pemimpin dunia yang akan hadir adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, Perdana Menteri Lebanon Saad al-Hariri dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker.
Chirac meninggal pada Kamis pagi, 26 September 2019, setelah menghadapi serangkaian masalah pada jantungnya dalam beberapa tahun terakhir. Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Francois Hollande juga dikonfirmasi akan menghadiri acara penghormatan pada jenazah Chirac sebelum dimakamkan.
Mantan presiden Prancis, Jacques Chirac meninggal dalam usia 86 tahun pada hari Kamis, 26 September 2019. [REUTERS}
Dikutip dari reuters.com, acara penghormatan pada jenazah Chirac dipenuhi oleh masyarakat Prancis yang menilainya sebagai Presiden Prancis yang memiliki peran mendunia dan sebagai sosok yang menentang serangan militer ke Irak pada 2003. Namun ketika tak lagi menjadi Presiden Prancis dia terkena tuduhan telah menyalahgunakan uang publik, dimana tuduhan ini telah meninggalkan setitik noda pada citranya sebagai mantan kepala negara.
Rencananya sebuah upacara militer akan dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Chirac yang diselenggarakan di Hotel des Invalides di wilayah tengah Paris, tempat yang menjadi rumah duka setelah dia meninggal. Setelah upacara militer, peti mati Chirac akan dibawa ke Gereja Saint Sulpice.
Di Gereja Saint Sulpice para pemimpin dunia atau kepala negara dari berbagai belahan dunia akan bergabung dengan para pejabat tinggi Prancis lainnya di acara pemakaman Chirac. Presiden Prancis Emmanuel Macron akan menjadi tuan rumah para pemimpin yang datang melayat dan menjamu dengan makan siang di Istana Elysee.
Jenazah Chirac akan dikubur di pemakamam Montparnasse di ibu kota Paris, Prancis. Makamnya akan satu blok dengan putrinya Laurence yang meninggal pada 2016 lalu.
Pada akhir pekan lalu, ribuan orang mengantri di luar Hotel des Invalides untuk memberikan penghormatan terakhir pada Chirac. Peti matinya dipajang dan dibungkus dengan bendera Prancis ditemani foto Chirac yang sedang tersenyum.
"Chirac adalah sosok yang punya ide berbeda atas perannya - peran Prancis di panggung internasional, yang diperlihatkannya dalam situasi-situasi sulit," kata Remu Issons, masyarakat kota Paris, yang juga ikut memberikan penghormatan terakhir pada jenazah Chirac.
Chirac menjadi Presiden Prancis pada periode 1995 - 2007. Sebelumnya dia mengabdi sebagai walikota Paris selama 18 tahun.