TEMPO.CO, Jakarta - Militer Cina diyakini akan memamerkan beberapa persenjataan tercanggih mereka dalam parade militer Hari Nasional pada 1 Oktober.
Sekitar 15.000 personel, lebih dari 160 pesawat dan 580 jenis persenjataan dan peralatan akan menjadi bagian dari defile 80 menit melalui ibu kota Cina. Tahun ini adalah 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Cina.
Beberapa peralatan yang ditampilkan di antaranya teknologi drone dan sistem rudal canggih di dunia.
Mayjen Tan Min, wakil direktur eksekutif Kantor Komando Gabungan Parade Militer dan wakil kepala staf Komando PLA, mengatakan pada konferensi pers minggu ini bahwa semua senjata akan ditampilkan.
Berikut adalah ulasan Brad Lendon dari CNN, 27 September 2019, tentang beberapa senjata utama yang akan ditampilkan dalam parade militer Selasa besok.
Rudal DF-41
Sebagian besar peralatan militer berfokus pada rudal balistik, yang dianggap sebagai andalan arsenal Pasukan Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLARF) selama bertahun-tahun yang akan datang dan dianggap sebagai rudal paling kuat di planet.
Dikembangkan sejak 1997, DF-41 dikabarkan akan muncul di parade pada tahun 2015 dan 2017, tetapi tetap dirahasiakan
Rumor bahwa DF-41 akan ditampilkan pertama kali dilaporkan media pemerintah Cina bahwa rudal itu terlihat saat latihan parade di Beijing awal bulan ini.
Proyek Pertahanan Rudal di Center for Strategic and International Studies mengatakan, DF-41 akan memiliki jangkauan hingga 15.000 kilometer, lebih dari rudal manapun yang ada di bumi, dan akan mampu membawa 10 hulu ledak nuklir yang ditargetkan secara independen. Dari peluncuran di Cina, secara teoritis dapat menghantam benua Amerika Serikat dalam 30 menit, kata Proyek Pertahanan Rudal CSIS.
Sebuah kendaraan militer Cina yang membawa rudal balistik berpartisipasi dalam latihan untuk parade militer 1 Oktober.[CNN]
DF-41 yang diluncurkan secara mobile dapat diangkut dengan truk dan kereta api. Foto satelit yang diambil awal tahun ini menunjukkan peluncur DF-41 di area pelatihan PLARF Jilintal di Mongolia, menurut Federasi Ilmuwan Amerika (FAS), yang memantau perkembangan senjata nuklir dunia.
Foto-foto satelit juga menunjukkan objek yang menyerupai silo, menurut Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir di FAS, yang menganalisis gambar.
#China #PLARF #DF41
— @Raj (@rajfortyseven) July 19, 2019
A new video.
Moving at high speed.
This time again #Heilongjiang.
Going for the parade??
Uncorroborated Bilibili vid, seems legit to me. pic.twitter.com/JVjvcgN3k9
Kristensen menulis bahwa kemungkinan silo rudal tampaknya lebih mirip dengan versi ICBM Rusia daripada silo yang ada untuk ICBM Tiongkok yang lebih tua dan berbahan bakar cair. DF-41 berbahan bakar padat, seperti rudal Rusia. Rudal berbahan bakar padat lebih mudah digunakan dan lebih cepat diluncurkan daripada versi cair.
Tulang punggung persenjataan nuklir Amerika Serikat, rudal Minuteman III, adalah senjata silo berbahan bakar padat. Namun, rudal itu hanya membawa satu hulu ledak, karena desain tiga hulu ledak aslinya dibatasi oleh perjanjian nuklir dengan Rusia.
Cina mungkin siap untuk menampilkan beberapa DF-41. Setidaknya 18 dari mereka tampaknya berada di tempat pelatihan Mongolia dalam foto satelit awal tahun ini.
Meskipun mampu membawa 10 hulu ledak, kemungkinan hanya tiga yang akan dipasang di setiap rudal, menurut Buletin Ilmuwan Atom (BAS).
Persediaan hulu ledak nuklir Cina diperkirakan 290 unit untuk digunakan pada rudal balistik dan pesawat pembom, kata Bulletin dalam laporan 2019 tentang pasukan nuklir Beijing.
JL-2 rudal balistik kapal selam (SLBM)